Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Alasan Hacker Bobol Data Minta Tebusan Uang Kripto

Beberapa kasus pembobolan data perusahaan berujung pada peretas atau hacker yang meminta tebusan.

3 September 2021 | 07.00 WIB

Ilustrasi Hacker. REUTERS
Perbesar
Ilustrasi Hacker. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa kasus pembobolan data perusahaan berujung pada peretas atau hacker yang meminta tebusan. Menariknya, tebusan untuk mengembalikan data yang sudah dibobol itu biasanya menggunakan mata uang kripto atau aset digital.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Aset kripto hanya sebagian dari pembayarannya, karena kalau transfer bank kan bisa di-tracing siapa yang transfer ke mana dan bisa ditangkap,” ujar Country Manager Trend Micro, Laksana Budiwiyono, dalam acara virtual, Kamis, 2 September 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Laksana, pembobolan data yang berujung pada tebusan karena hacker cerdik dan mengenkripsi data tersebut dengan militery grade, yang sangat sulit untuk dipecahkan. Ditambahkannya, hacker tidak akan secara cuma-cuma memberikan password-nya.

Contoh kasus terjadi pada perusahaan minyak asal Amerika Serikat, Colonial Pipeline, beberapa bulan lalu. Perusahaan harus membayar tebusan sebesar US$ 4,4 juta atau Rp 62,7 miliar kepada pemeras ransomware Darkside dalam bentuk Bitcon—salah satu jenis aset kripto. 

Pemasok daging terbesar di dunia, JBS, juga harus membayar tebusan sebesar US$ 11 juta (Rp 156,8 miliar) yang juga dalam bentuk Bitcoin, pada Mei lalu. Serangan ransomware itu berdampak pada beberapa rumah jagal di Amerika Serikat tutup, termasuk satu di Kanada.

“Karena kripto ini tanpa jejak transaksinya dan bisa luas sampai antar negara,” katanya lagi.

Laksana juga mengingatkan bahwa, ke depan tren pembobolan data oleh hacker akan semakin marak terjadi. Dasarnya, banyak perusahaan yang yang beralih ke digital. “Ini kadang enggak seiring dengan proteksinya. Bahkan untuk layanan publik, attack-nya semakin luas,” tutur dia.

M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus