Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak lima mahasiswa dari Beijing dan Shanghai, Cina, menggugat Apple karena telah merilis iPhone 12 tanpa pengisi daya atau charger di dalam kemasannya. Mereka menuduh raksasa teknologi yang berkantor pusat di Cupertino, Amerika Serikat itu, memiliki motivasi keuntungan semata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebuah laporan dari Shanghai Law Journal menjelaskan salah satu mahasiswa, bernama Xiaofang, merasa frustrasi karena pembelian iPhone 12 Pro Max tidak disertai dengan pengisi daya. Dia menunjukkan kabel yang disertakan dengan perangkat adalah model USB-C to Lightning—tidak kompatibel dengan pengisi daya dinding yang sebelumnya disertakan Apple.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Artinya, pelanggan harus membeli pengisi daya yang kompatibel atau pengisi daya MagSafe—charger magnetik nirkabel Apple—jika mereka belum memilikinya. Xiaofang menuduh bahwa Apple menghilangkan charger untuk mempromosikan pengisi daya MagSafe.
“Keputusan Apple untuk tidak memasukkan pengisi daya dimotivasi oleh keuntungan, dan Apple hanya beroperasi dengan kedok menyelamatkan lingkungan,” katanya.
Xiaofang dan rekan-rekannya membawa kasus itu ke Pengadilan Internet Beijing, dan meminta Apple untuk menyediakan charger. Apple juga diminta membayar 100 Yuan (Rp 222 ribu) untuk pelanggaran kontrak dan untuk biaya litigasi.
Apple berhenti menyertakan EarPods dan charger mulai 2020 pada iPhone 12, dan memilih hanya menyertakan kabel USB-C to Lightning dalam kemasannya. Menurut Apple, membuang charger dan EarPod seharusnya mengurangi emisi karbon dan melestarikan bahan baku.
Ada beberapa keraguan apakah Apple benar-benar melakukan ini untuk memangkas biaya atau menyelamatkan lingkungan, karena transisi ke 5G juga dapat membuat iPhone lebih mahal. Menghilangkan charger dan EarPods bisa menjadi cara Apple untuk menghemat, dan memaksa pelanggan membeli aksesori secara terpisah yang bisa meningkatkan keuntungan.
Menanggapi gugatan itu, perwakilan dari Apple berpendapat bahwa sudah umum bagi perusahaan untuk menjual ponsel tanpa pengisi daya. “Dalam kemasan iPhone 12 memang tidak ada charger,” kata juru bicaranya.
Kasus ini dilaporkan masih dalam proses pengajuan gugatan dan sempat viral di situs media sosial Cina, Weibo, di mana para siswa telah mendapatkan limpahan dukungan. Menuntut Apple untuk jumlah yang kecil mungkin tampak aneh, tapi ini juga sebelumnya terjadi kepada Shanghai Disney Resort yang digugat seorang siswa di Cina senilai 50 yuan pada 2019. Alasannya, tidak mengizinkan pelanggan membawa makanan ke taman—Disney kemudian mengakui dan setuju untuk membayar.
Gugatan soal charger ini juga bukan yang pertama terjadi, sebelumnya awal tahun ini regulator Brasil mendenda Apple US$ 2 juta (Rp 28 miliar) karena tidak melengkapi charger di kemasan iPhone 12, menuduh bahwa Apple menyesatkan pelanggan.
THE VERGE | SHANGHAI LAW JOURNAL | GLOBAL TIMES