Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Data Sangat Pribadi dari 3 Juta Pengguna Facebook Bocor

Terkait proses investigasi per tanggal 7 April, Facebook menangguhkan myPersonality dari platformnya.

16 Mei 2018 | 15.00 WIB

Logo facebook. REUTERS/Philippe Wojazer/File Photo
Perbesar
Logo facebook. REUTERS/Philippe Wojazer/File Photo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, San Francisco - Sejak skandal pelanggaran privasi oleh Facebook terkuak, terhitung jutaan data pribadi pengguna Facebook yang bobol.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Salah satu penyumbang besarnya adalah aplikasi myPersonality yang dikelola oleh akademisi University of Cambridge. Mereka gagal memberikan perlindungan data pengguna selama empat tahun eksistensinya.

Baca: Facebook Tangguhkan 200 Aplikasi Akibat Kasus Cambridge Analitica

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Data-data sensitif yang memuat informasi detail tentang pengguna Facebook, seperti hasil tes psikologi yang seharusnya menjadi rahasia, akhirnya bocor karena tak ditangani secara serius. Hasil tes dari aplikasi myPersonality hanya disimpan di sebuah laman dengan perlindungan yang lemah. Hal ini berujung pada pencurian data, karena laman ini mudah untuk diretas.

“Data seperti ini sangat berpengaruh dan luas sekali potensinya untuk disalahgunakan,” kata Chris Sumner, direktur riset di Online Privacy Foundation.

Aplikasi ini pertama kali dibuat pada tahun 2007. Mereka menyediakan layanan semacam serangkaian tes psikometri secara daring dan pengguna dapat melihat hasilnya secara instan. Lebih dari enam juta orang sudah mengikuti tes ini, dan hampir setengah dari mereka menyetujui membagi data dari laman Facebooknya kepada para akademisi ini.

Data ini kemudian dibagikan ke dalam sebuah laman agar dapat diakses oleh para peneliti lain. Untuk mendapatkan akses penuh pada bank data di laman ini, cukup dengan cara mendaftarkan diri sebagai kolaborator. Hasilnya lebih dari 280 orang dan 150 institusi yang sudah tergabung dan memanfaatkan data di dalamnya, termasuk peneliti dari berbagai universitas dan perusahaan seperti Facebook, Google, Microsoft, dan Yahoo.

David Stillwell dan Michal Kosinski dari Pusat Psikometri University of Cambridge adalah yang bertanggung jawab menangani data-data ini. Adapun Alexander Kogan, yang sekarang dituduh sebagai dalang Cambridge Analytica, terdaftar sebagai kolaborator sampai musim panas tahun 2014.

Laman University of Cambridge menyebutkan database myPersonality merupakan salah satu data riset sosial terbesar. Hasil dari kebocoran informasi dari laman dengan data terbesar ini menyebabkan 22 juta unggahan status dari 150 ribu akun bisa dilihat. Selain itu data-data personal seperti umur, gender, dan status hubungan dari 4,3 juta orang pun terbuka.

“Anda dapat mengidentifikasi seseorang dalam dunia maya dari unggahan statusnya, gender, dan tanggal,” kata Pam Dixon dari World Privacy Forum.

Terkait proses investigasi per tanggal 7 April, Facebook menangguhkan myPersonality dari platformnya. Sejauh ini database mereka sudah mendulang kesuksesan besar dengan menerbitkan 45 jurnal ilmiah, tapi sekarang laman mereka sudah tak dapat lagi diakses, begitu pun orang-orang di belakangnya yang tak dapat dihubungi.

NEWS SCIENTIST | DAILY MAIL | THE SUN | FIKRI ARIGI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus