Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Google merilis ChromeOS Flex pada Kamis, 14 Juli 2022. Ini merupakan versi baru ChromeOS--sebelumnya dituliskan sebagai Chrome OS--yang dirancang untuk kebutuhan bisnis dan anak sekolah dan dipasang atau dijalankan di PC dan Mac lama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Google pertama menguji ChromeOS Flex awal tahun ini dalam pratinjau akses awal, dan telah menyelesaikan 600 bug untuk kemudian meluncurkan ke pasaran. ChromeOS Flex dirancang terutama untuk bisnis yang menjalankan PC Windows lama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Google telah menguji dan memverifikasi perangkat dari Acer, Asus, Dell, HP, Lenovo, LG, Toshiba, dan original equipment manufacturer (OEM) lainnya. Flex bahkan akan berjalan di beberapa Mac lama, termasuk beberapa MacBook berusia 10 tahun.
Secara keseluruhan, Google mengatakan telah memiliki lebih dari 400 perangkat disertifikasi untuk berfungsi dengan ChromeOS Felx. Pemasangan juga disebutkan semudah menggunakan drive USB.
Dukungan kepada perangkat keras lama memang menjadi nilai jual besar ChromeOS Flex. Ini menyediakan sisi hemat bagi para pebisnis, karena mereka tidak perlu membuang perangkat keras yang ada untuk mendapatkan sistem operasi modern terbaru.
“Kami sedang mengerjakan lebih banyak sertifikasi setiap hari, dan meskipun perangkat Anda belum disertifikasi, Anda masih dapat mencoba ChromeOS Flex,” kata Thomas Riedl, Direktur Produk, Perusahaan, dan Pendidikan Google.
Dia menerangkan, pada perangkat yang tidak didukung secara resmi, mungkin mengalami beberapa masalah kecil, ketidakstabilan, atau masalah boot.
ChromeOS Flex dimungkinkan setelah akuisisi Neverware oleh Google yang sebelumnya menjual aplikasi lain bernama CloudReady. Aplikasi yang terakhir ini memungkinkan pengguna untuk mengubah PC lama menjadi sistem ChromeOS.
Akuisisi itu dilakukan kurang dari setahun setelah Microsoft merilis Windows 11 dengan persyaratan perangkat keras yang ketat dan menyatakan akan meninggalkan jutaan PC lama.
Mungkin ini hal paling menarik, yakni ancaman ransomware yang semakin berkembang di dunia bisnis belakangan ini. Google menjanjikan ChromeOS jauh lebih terkunci daripada Windows, sehingga lebih sulit bagi peretas untuk menyerang.
Ada sebuah kasus, Nordic Choice Hotels terkena serangan ransomware pada Desember lalu. Serangan membuat perusahaan menutup operasi untuk 200 hotelnya di seluruh daratan Skandinavia. Ransomware Conti, yang sedang dikejar secara agresif oleh pemerintah AS, mengenkripsi komputer hotel dan menahannya dengan uang tebusan.
Nordic telah mempertimbangkan memindahkan jaringan hotel ke ChromeOS sebagai upaya keberlanjutan dan dapat segera mengkonversi 2.000 mesin Windows-nya ke ChromeOS Flex dalam 48 jam. Karyawan dikirimi kunci USB dengan dokumen satu halaman tentang cara melakukan peningkatan.
Tapi, tidak semua pelaku bisnis dan pendidikan akan dapat dengan mudah beralih ke ChromeOS Flex. Terutama jika mereka mengandalkan aplikasi dan sistem Windows yang sudah ada yang dirancang dengan mempertimbangkan Windows.
Perangkat lunak virtualisasi seperti Cameyo tentu saja membantu, tetapi Microsoft telah mendominasi PC selama lebih dari 30 tahun. Jadi ada ketergantungan yang mengakar yang tidak selalu dapat diselesaikan dengan virtualisasi saja.
Mengandalkan hanya pada operating system yang diberdayakan cloud juga memiliki kekurangannya. Ini seperti yang kita lihat tahun lalu dengan dua pembaruan ChromeOS yang buruk yang membuat beberapa Chromebook terkunci dan yang lainnya dengan masalah kinerja.
Chromebook jelas telah menunjukkan kepada dunia bahwa ada alternatif yang kuat untuk Windows, terutama untuk pendidikan yang berkembang pesat berkat Chromebook. ChromeOS Flex adalah pilihan lain bagi mereka yang ingin pindah dari Windows.
THE VERGE