Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Menkominfo Tinjau Perkembangan Satelit HBS di Boeing dan SpaceX

High Throughput Satellite dipilih sebagai dukungan cadangan untuk memitigasi segala risiko yang mungkin terjadi pada satelit SATRIA-1.

27 Juli 2022 | 11.20 WIB

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate (kanan) dan President Boeing Satellite Systems Internasional Ryan Reid (kiri), saat berbincang bersama di Pabrik Boeing, Amerika Serikat, Senin, 25 Juli 2022. (Kominfo)
Perbesar
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate (kanan) dan President Boeing Satellite Systems Internasional Ryan Reid (kiri), saat berbincang bersama di Pabrik Boeing, Amerika Serikat, Senin, 25 Juli 2022. (Kominfo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate tengah melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat untuk memastikan kemajuan pembuatan satelit pendukung SATRIA-1 di Boeing, SpaceX, dan Hughes Network System.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Boeing sebagai perusahaan manufaktur satelit untuk proyek Hot Backup Satellite (HBS), sedangkan SpaceX adalah perusahaan penyedia roket peluncur untuk HBS tersebut. Sementara Hughes Network System adalah perusahaan yang menyediakan solusi broadband bagi satelit dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS) yang digunakan HBS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam kunjungan ini, Menkominfo didampingi Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemkominfo Anang Latif, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Ismail, dan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Usman Kansong.

Anang menjelaskan ada beberapa alasan mengenai pentingnya pengembangan proyek HBS ini. “High Throughput Satellite dipilih dalam rangka menyediakan dukungan cadangan untuk memitigasi segala risiko yang mungkin terjadi pada satelit SATRIA-1. Selain itu, penyediaan HBS bertujuan untuk menambah kecepatan internet dan meningkatkan user experience," jelasnya.

BAKTI pada Maret lalu telah menandatangani kontrak proyek HBS dengan pemenang lelang Konsorsium Nusantara Jaya. Konsorsium Nusantara Jaya merupakan gabungan dari beberapa perusahaan, yaitu PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera.

Proyek pembuatan HBS berlangsung sejak 19 Oktober 2021 ketika Kominfo melalui BAKTI melaksanakan pengadaan dengan berpedoman pada Peraturan Direktur Utama BAKTI Nomor 4 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa Penyediaan Hot Backup Satellite untuk Transformasi Digital.

Dirjen SDPPI Ismail menerangkan teknologi satelit ini merupakan pilihan paling tepat untuk mengatasi permasalahan pemerataan akses internet bagi negara yang bentang wilayahnya berkepulauan seperti Indonesia ini.

"Dengan satelit, titik-titik terpencil dapat dijangkau dengan relatif mudah dan merata. Teknologi satelit melengkapi berbagai penyediaan infratruktur akses sinyal dan internet yang telah dibangun Kementerian Kominfo, seperti jaringan tulang punggung internet berkecepatan tinggi dan ribuan BTS 4G di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T)," katanya.

Program HBS direncanakan memulai konstruksinya tahun 2022 ini dan akan diluncurkan pada kuartal pertama tahun 2023. HBS diharapkan sudah dapat beroperasi melayani masyarakat pada kuartal keempat tahun 2023.

Selain mengunjungi Boeing, SpaceX dan Hughes Network System, Menkominfo Johnny G. Plate juga mengunjungi dengan Qualcomm, Cisco, Maxar, dan Meta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus