Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

OnePlus 13T Akan Mendukung Bypass Charging, Apa Manfaatnya?

OnePlus memang bukan yang pertama mendukung fitur bypass charging.

22 April 2025 | 15.23 WIB

Kabel USB-C (USB Type-C) terlihat di depan logo Apple dalam ilustrasi ini yang diambil 27 Oktober 2022. Uni Eropa telah mewajibkan semua ponsel yang dijual di negara-negara anggota mereka harus menggunakan kabel jenis USB-C, jika perangkat itu memiliki charger fisik. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Perbesar
Kabel USB-C (USB Type-C) terlihat di depan logo Apple dalam ilustrasi ini yang diambil 27 Oktober 2022. Uni Eropa telah mewajibkan semua ponsel yang dijual di negara-negara anggota mereka harus menggunakan kabel jenis USB-C, jika perangkat itu memiliki charger fisik. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - OnePlus dikabarkan akan meluncurkan OnePlus 13T pada 24 April 2025. Seperti dikutip dari laporan GSM Arena, ponsel ini akan dibekali baterai 6.260 mAh, menjadi kapasitas terbesar sejauh ini di lini OnePlus. Bobotnya hanya 185 gram, lebih ringan dibanding OnePlus 13 dan 13R yang memiliki baterai 6.000 mAh dan berat lebih dari 200 gram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Selain itu, OnePlus 13T akan ditenagai chipset Snapdragon 8 Elite, layar 6,32 inci, rating ketahanan air dan debu IP65, serta dua kamera belakang 50 MP—utama dan telefoto. Unit telefoto-nya mendukung zoom optik 2x dan zoom lossless hingga 4x. Salah satu fitur menarik yang juga dikonfirmasi oleh perusahaan adalah kehadiran bypass charging.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

OnePlus memang bukan yang pertama mendukung fitur ini. Namun, bypass charging masih belum banyak dikenal secara luas. Lantas, apa fungsinya dan bagaimana cara kerjanya?

Menurut laporan Android Authority, bypass charging adalah fitur yang memungkinkan ponsel mengambil daya langsung dari adaptor charger tanpa melewati baterai. Saat fitur ini aktif, daya dialirkan langsung ke prosesor, layar, dan komponen lain—sementara baterai dibiarkan dalam kondisi diam, tidak diisi maupun digunakan.

Teknologi ini dinilai sangat bermanfaat, terutama saat ponsel digunakan untuk aktivitas berat seperti bermain gim. Tanpa bypass charging, baterai tetap menyuplai daya meskipun sudah terisi penuh. Ketika kapasitas turun dari 100 persen ke 99 persen, sirkuit pengisian akan otomatis aktif kembali dan menciptakan siklus yang terus berulang. Siklus ini tak hanya menambah beban kerja baterai, tetapi juga berpotensi meningkatkan suhu perangkat.

Bypass charging hadir untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan melewati baterai, panas yang dihasilkan selama pengisian daya dapat ditekan secara signifikan. Ini penting karena pengisian baterai, terutama saat dilakukan bersamaan dengan aktivitas berat, dapat membuat suhu perangkat meningkat drastis, yang dalam jangka panjang mempercepat degradasi baterai.

Selain itu, fitur ini juga membantu mencegah thermal throttling, yakni penurunan performa otomatis saat suhu ponsel terlalu tinggi. Dengan meminimalkan panas tambahan dari pengisian daya, prosesor (SoC) bisa bekerja lebih optimal tanpa harus mengurangi kinerja demi mendinginkan sistem.

Tak kalah penting, bypass charging juga menjaga kesehatan baterai jangka panjang. Saat ponsel terus menerus melakukan siklus pengisian kecil antara 99 persen dan 100 persen, lama-kelamaan siklus mikro ini dapat berdampak pada daya tahan baterai. Dengan membiarkan baterai ‘beristirahat’, bypass charging membantu memperpanjang umur baterai yang umumnya dijamin hingga 1.000 siklus penuh oleh produsen atau sekitar tiga tahun penggunaan harian.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus