Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Beijing - Pabrikan ponsel Cina, Xiaomi, meluncurkan sepasang smartphone phablet, Redmi Note 2, Kamis, 13 Agustus 2015. Redmi Note 2 dirilis pada hari yang sama Samsung memperkenalkan Galaxy Note 5 dan Galaxy S6 Edge + di New York dan London.
Secara khusus, Xiaomi, Kamis, 13 Agustus, mengumumkan Redmi Note 2 seharga 799 yuan (Rp 1,7 juta) dan Redmi Note 2 Prime seharga 999 yuan (Rp 2,1 juta).
Ekspansi internasional menjadi prioritas utama Xiaomi tahun ini dengan target penjualan yang ambisius. Untuk saat ini, Samsung harus bersaing dengan Xiaomi di pasar ponsel Cina. Analis IDC menyebut Xiaomi merupakan pembuat smartphone terbesar ketiga di dunia musim gugur lalu – di belakang Samsung dan Apple.
Kedua smartphone Xiaomi baru itu, yang hadir dalam berbagai warna pastel serta hitam atau putih, akan dijual secara online dimulai di Cina pada 16 Agustus.
Redmi Note 2 hadir dengan prosesor MediaTek Helio X10 2.0GHz, penyimpanan 16GB dan RAM 2GB. Sementara Redmi Note 2 Prime memiliki prosesor 2.2GHz, penyimpanan 32GB dan RAM 2GB. Keduanya memiliki layar 5,5 inci full-HD, kamera belakang 13MP dan kamera depan 5MP.
Masing-masing memiliki baterai 3060mAh yang bisa dilepas, dan keduanya juga memiliki slot kartu microSD untuk ekspansi memori. Fitur itu sering digunakan Samsung sebagai standar pada produk unggulannya, tapi dibuang pada Galaxy S6 dan S6 Edge untuk mendukung desain ramping agar lebih bersaing dengan iPhone.
Secara bersamaan Xiaomi juga meluncurkan update Android, dengan memamerkan MIUI 7.Pembaruan ini akan diluncurkan secara global pada 19 Agustus - dalam acara lain di New Delhi, India.
Xiaomi mengatakan update itu membawa peningkatan kinerja dan membuat baterai lebih hemat, serta memperluas pilihan personalisasi yang tersedia untuk pengguna dengan tema warna-warni. Ada juga fitur pengenalan wajah baru di Gallery MIUI 7 yang mengidentifikasi individu dalam foto pengguna dan mengelompokkan gambar sekaligus.
Sementara Xiaomi sering menonjolkan hardware dengan harga sangat kompetitif, co-founder dan CEO Xiaomi Lei Jun menekankan fokusnya pada perangkat lunak. "MIUI telah lulus 150 juta pengguna di lebih dari 156 negara dan wilayah," ujarnya.
Xiaomi menambahkan bahwa dua phablet barunya akan menggunakan MIUI 6, tetapi akan menerima update MIUI 7 baru di kemudian hari.
Di hari yang sama, Samsung Electronics merilis dua produk ponsel pintar terbaru mereka ke pasar global, Samsung Galaxy S6 Edge+ dan Galaxy Note 5. Seperti konsep seri Galaxy S dan Note sebelumnya, dua ponsel pintar ini mengusung konsep layar lebar. Yakni, dengan ukuran 5,7 inci Quad High Definition Super AMOLED. Samsung memulai konsep ini sejak 2011 saat merilis Note generasi pertama.
"Kami konsisten dengan konsep layar lebar karena ingin memberikan para pengguna pengalaman multimedia yang baik," ujar JK Shin, Presiden Direktur Samsung Electronics, saat melepas Note 5 dan S6 Edge+, Kamis, 13 Agustus 2015. Peluncuran yang dilakukan di New York City, Amerika Serikat, pada pukul 11.00 ini disiarkan langsung ke seluruh dunia melalui live streaming di Youtube. Termasuk di Indonesia, pada pukul 22.00 WIB.
Shin mengatakan dua produk terbaru dari perusahaannya tetap memadukan bentuk, fungsi, dan teknologi premium. Salah satunya adalah peningkatan kapasitas random memory access (RAM), dari 3 gigabita menjadi 4 gigabita. "Jadi ponsel tercepat di kelasnya dan menjadikan kegiatan multi-tasking jadi lebih lancar," Shin mengklaim.
Dengan resolusi kamera sebesar 16 megapiksel (belakang) dan 5 megapiksel (depan), S6 Edge+ dan Note 5 diklaim bisa melakukan beberapa fitur yang tak bisa dilakukan pendahulunya, S6 Edge dan Note 4. Beberapa di antaranya, yaitu video digital image stabilization, fitur yang memungkinkan pengguna membuat video saat berjalan; live broadcast, untuk membaut siaran langsung beresolusi HD dari ponsel; dan, mode kamera smart optical image stabilization.
Dari segi teknologi pengisian baterai Samsung memberikan dua opsi, kabel dan nirkabel, dengan tetap mempertahankan teknologi pengisian cepat. Hanya butuh waktu selama 90 menit untuk mengisi penuh baterai dengan menggunakan kabel dan 120 menit dengan perangkat nirkabel. Perusahaan elektronik asal Korea Selatan ini juga membenamkan KNOX Active Protection untuk keamanan dokumen dan data di dalam ponsel.
Apabila S6 Edge+ lebih ditujukan kepada pasar pengguna penikmat aneka macam konten multimedia, Note 5 lebih kepada produktivitas. Ini terlihat tetap adanya S-Pen, ciri khas seri Galaxy Note. Yang membedakannya dengan Note 4 adalah fitur note langsung dapat digunakan saat layar dalam keadaan off screen. Untuk mengolah dan mengedit dokumen pun S-Pen bisa langsung digunakan tanpa harus masuk ke aplikasi Note.
Secara desain, keduanya tampak ergonomis dengan tepian layar (bezel) tipis dan desain melengkung pada bagian belakang. Efek kilauan titanium juga membuat Note 5 dan S6 Edge+ tampak lebih elegan.
Meski peluncuran dua ponsel ini dilakukan serentak di seluruh dunia, tapi ketersediaan barang tiap negara berbeda. Belum ada informasi resmi terkait ketersediaan Note 5 dan S6 Edge+ di Indonesia.
Sang Presiden Direktur pun tak menyebutkan banderol tiap unitnya. Namun, laman situs galaxynote5edge.com menyatakan harganya tak akan lebih dari US$ 1.000, dan belum termasuk perbedaan pajak tiap negara.
Para calon pengguna di Negeri Abang Sam memang sudah bisa mulai memesan Note 5 dan S6 Edge+ dan akan sampai ke tangan pengguna pada pekan depan. Verizon, operatore telekomunkasi di Amerika, membanderol S6 Edge+ dengan harga US$ 768 (Rp 10,2 juta) untuk kapasitas 32 gigabita dan US$ 864 (Rp 11,4 juta) untuk kapasitas 64 gigabita. Sedangkan operator ini melelang Note 5 seharga US$ 696 (Rp 9,2 juta) untuk kapasitas 32 gigabita dan US$ 792 (Rp 10,5 juta) untuk kapasitas 64 gigabita.
Selain dua ponsel pintar tersebut, Samsung juga merilis layanan Samsung Pay. Layanan ini adalah layanan pembayaran secara mobile yang akan tersedia di Korea Selatan sejak bulan ini dan di Amerika Serikat pada September mendatang. Basis teknologi dari layanan ini ialah magnetic secure transmission (MST) dan near field communication (NFC).
ERWIN Z | AMRI MACHBUB | TECHCRUNCH
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini