Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Studi: Asia Tenggara Akan Memiliki Pertumbuhan Data Center Tercepat

Di luar Singapura, Indonesia memiliki daya tarik sebagai destinasi investasi data center di Asia Tenggara.

25 Oktober 2020 | 09.15 WIB

Data Center Google. foxnews.com
Perbesar
Data Center Google. foxnews.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Asia Tenggara diproyeksikan akan menjadi kawasan dengan pertumbuhan tercepat di bidang data center menurut penelitian terbaru dari Digital Realty dan Eco-Business.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Digital Realty, penyedia solusi data center, colocation dan interkoneksi global terkemuka yang netral carrier dan cloud, dan platform media berkelanjutan Asia Pasifik Eco-Business, mempublikasikan hasil temuan mereka dalam laporan bertajuk The Future of Data Centers in the Face of Climate Change.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Asia Tenggara telah muncul sebagai kawasan yang paling banyak diburu, dengan Singapura menguasai sekitar 60 persen dari total pasokan data center di kawasan tersebut,” kata Mark Smith, Managing Director, Asia Pacific, Digital Realty, dalam keterangannya akhir pekan ini.

“Di luar Singapura, Indonesia memiliki daya tarik sebagai destinasi investasi data center di kawasan tersebut karena besarnya pasar domestik yang melek teknologi. Indonesia juga menawarkan potensi yang sangat besar untuk menjadi produsen utama energi terbarukan yang menegaskan kemunculannya sebagai hub data center berkelanjutan,” tambahnya.

Menurut penelitian itu, 89 persen pakar yang disurvei di kawasan ini memperkirakan penggunaan data center akan tumbuh secara signifikan dalam lima tahun ke depan.

Dalam beberapa tahun terakhir, kawasan Asia Tenggara – dipimpin oleh Singapura – mengalami pertumbuhan data yang eksponensial. Berbagai perusahaan melakukan ekspansi secara cepat di kawasan ini, sehingga mendorong permintaan terhadap infrastruktur IT yang kuat.

Dalam survei yang dilakukan terhadap lebih dari 200 orang pakar di Singapura, Malaysia dan Indonesia dari Mei hingga Juli 2020, 96 persen responden mengindikasikan bahwa COVID-19 semakin meningkatkan kebutuhan terhadap data dan menegaskan pentingnya teknologi digital dan data center.

Temuan-temuan sejalan dengan Data Gravity Index, penelitian yang dipublikasikan baru-baru ini yang mengukur, mengkuantifikasi dan menentukan implikasi dari ledakan data di perusahaan-perusahaan.

Data Gravity atau gravitasi data (efek gaya tarik dari kumpulan data besar atau aplikasi/layanan sangat aktif terhadap kumpulan data atau layanan/aplikasi sangat aktif lain, seperti halnya gravitasi yang menarik planet-planet atau bintang-bintang) diperkirakan akan meningkat lebih dari dua kali lipat setiap tahun dari 2020 hingga 2024.

Asia Pasifik diperkirakan akan menghasilkan pertumbuhan tercepat dalam intensitas data gravity di antara seluruh kawasan di dunia dan Singapura diperkirakan akan menjadi pasar dengan pertumbuhan tercepat di antara 21 wilayah metropolitan yang dianalisa.

Menurut penelitian Digital Realty dan Eco-Business, responden menyoroti kurangnya kesadaran menjaga lingkungan (71 persen), kurangnya investasi (65 persen) dan kurangnya kerja sama dari pemangku kepentingan (61 persen) sebagai tantangan utama dalam upaya membuat data center yang lebih berkelanjutan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus