Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Tarif Internet Indonesia Lebih Murah Ketimbang AS

Peneliti ITB Muhammad Ridwan Effendi menanggapi kasus protes peretas laman www.telkomsel.com yang menuntut perusahaan itu menurunkan tarif.

29 April 2017 | 18.27 WIB

Spanduk Indosat Ooredoo dalam kegiatannya yang menyindir Telkomsel. facebook.com
Perbesar
Spanduk Indosat Ooredoo dalam kegiatannya yang menyindir Telkomsel. facebook.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung Muhammad Ridwan Effendi mengatakan tarif internet Telkomsel dan operator lainnya di Indonesia masih tergolong terendah di dunia.


"Tarif data internet Telkomsel masih sangat wajar. Bahkan, masih masuk kategori termurah di dunia sesudah India," kata Ridwan ketika dihubungi di Jakarta, Jumat, 28 April 2017.

Ridwan menanggapi kasus protes peretas laman www.telkomsel.com yang antara lain menuntut perusahaan itu menurunkan tarif kuota internet.


Baca: Peretasan Situs Telkomsel, Pemerintah Harus Atur Kualitas Layanan


Berdasarkan penelitiannya dan pengalaman langsung ketika mengunjungi sejumlah negara, tarif internet di Indonesia masih yang termurah.

Ia mencontohkan, di Amerika Serikat (AS) tarif internet dengan kuota paket 8 Giga Byte mencapai sekitar US$ 40 atau sekitar Rp520.000 dengan asumsi kurs Rp 13.000 per dolar.

"Di Indonesia, paket Internet bervariasi mulai dari Rp45.000 juga ada. Demikian juga tarif percakapan (voice) di Indonesia sekitar Rp1.700 per menit, sedangkan di Inggris tarif percakapan mencapai 15 sen Pounsterling atau sekitar Rp3.000 per menit," katanya.

Dengan begitu, maka tarif voice atau percakapan suara di luar negeri, rata-rata masih lebih tinggi dua kali lipat dibanding di Indonesia, sedangkan tarif data bisa 10 kali lebih mahal.

Dengan kondisi tersebut, menurut Ridwan operator di Indonesia saat ini masih lebih banyak melakukan subsidi silang dari layanan voice ke data.


"Semua operator sekarang ini mensubsidi harga paket data dari pendapatan layanan percakapan. Jadi sepertinya tidak adil karena pendapatan dari voice kebanyakan berasal dari masyarakat menengah ke bawah, sementara pemakai data adalah masyarakat menengah ke atas," ujar Ridwan.

Saat ini tambahnya, terjadi efek gunting, di mana trafik data melesat semakin tinggi, sementara revenue operator datar-datar saja. "Kelihatannya Telkomsel ingin mengurangi gap itu," katanya.

Sementara itu, Vice President Corporate Communications Telkomsel, Adita Irawati, mengatakan tarif yang ditawarkan kepada pelanggan merujuk pada komponen biaya jaringan, termasuk untuk kebutuhan akses bandwidth internasional.

"Kami berterima kasih dan menghargai keluhan masyarakat pengguna soal tarif kuota Internet. Ini menunjukkan bahwa produk seluler Telkomsel digunakan oleh masyarakat luas," katanya.

Untuk itu, Telkomsel menawarkan berbagai pilihan paket Internet kepada pelanggan, dengan berbagai pilihan harga. "Saat ini, pelanggan Telkomsel mencapai 169 juta pelanggan di mana sekitar 50 persen di antaranya tercatat sebagai pelanggan 3G/4G," ujarnya.


Baca: Situs Telkomsel Diretas, Manajemen Minta Maaf ke Pelanggan


Saat ini layanan Telkomsel hadir di 95 persen wilayah populasi Indonesia melayani seluruh pelanggan hingga ke pelosok negeri dan bahkan hingga perbatasan. Layanan 4G Telkomsel juga telah hadir di sekitar 500 ibu kota dan kabupaten untuk memberikan pelanggan pengalaman Internet cepat.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus