Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Virtual Reality dan Augmented Reality Kian Ngetren, Apa Bedanya?

Augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) kian ngetren dan mempengaruhi kehidupan kita. Apa perbedaannya?

1 Mei 2017 | 11.17 WIB

Seorang pengunjung mencoba bermain dengan Playstation VR (Virtual Reality), di konsol video game Sony PS4. Saat ini dunia game tengah diramaikan dengan perkembangan teknologi VR. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Perbesar
Seorang pengunjung mencoba bermain dengan Playstation VR (Virtual Reality), di konsol video game Sony PS4. Saat ini dunia game tengah diramaikan dengan perkembangan teknologi VR. Birmingham, Inggris, 24 September 2015. M Bowles / Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak seperti Internet yang menjauhkan kita dari dunia nyata, augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) menggabungkan benda maya, baik itu dua dimensi maupun tiga dimensi, dalam kehidupan sehari-hari. Kemunculan benda maya tersebut bisa di mana dan kapan saja. Kedua teknologi ini membutuhkan kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak agar bisa berfungsi. Keduanya kini kian ngetrend dan mempengaruhi kehidupan kita.

Masih banyak yang tak mengetahui perbedaan antara augmented reality dan virtual reality. Memang, keduanya banyak memiliki kemiripan, tapi di mana letak perbedaannya?

Seperti dikutip dari laman situs augment.com, augmented reality (AR) atau realitas tertambah adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi. Tidak seperti virtual reality atau realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, realitas tertambah sekadar menambahkan atau melengkapi kenyataan.

Baca: Augmented Reality & Virtual Reality Jadi Sumber Penghasilan Besar

Realitas tertambah kerap dikembangkan menjadi aplikasi dan digunakan pada perangkat pintar. Pokemon Go adalah bentuk populer dari AR. Banyak perusahaan teknologi menggunakan teknologi ini untuk melakukan hal-hal menakjubkan, seperti memunculkan karakter hologram yang menyatu dengan dunia nyata.

Adapun virtual reality (VR) atau realitas maya adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated environment). Lingkungan ini sebetulnya tiruan atau benar-benar tempat yang hanya ada dalam imajinasi.

Realitas maya menyajikan pengalaman visual yang ditampilkan pada sebuah layar komputasi. Beberapa produk juga menampilkan informasi indra pendengaran melalui headphone untuk meningkatkan realitas imajiner dalam game dan hiburan. Beberapa produk teknologi VR yang belakangan ini terkenal adalah Oculus Rift, Microsoft Hololens, dan Google Glass.

Basis kerja realitas maya adalah bahasa pengkodean yang dikenal sebagai VRML (virtual reality modeling language). Bahasa ini dapat membuat serangkaian gambar dan menentukan jenis interaksi apa yang ingin ditampilkan.

Namun, yang perlu ditekankan, kedua teknologi ini adalah refleksi terbalik satu sama lain. Realitas maya menawarkan rekreasi digital dari latar kehidupan nyata. Adapun realitas tertambah memberikan elemen maya di dalam lapisan dunia nyata.

Realitas tertambah dan realitas maya sama-sama memanfaatkan teknologi yang sama. Dan, masing-masing berfungsi untuk diperkaya atau memperkaya sebuah realitas.

Augmented reality dan virtual reality pula memungkinkan pengalaman hiburan yang tak bisa didapatkan di dunia nyata. Pada dekade akhir dekade 1960, kedua teknologi ini dicap sebagai isapan jempol belaka, sains fiksi yang tak akan pernah terwujud. Namun para pendiri perusahaan teknologi mulai berinvestasi dan mengembangkannya untuk membuat produk cerdas yang dapat membantu manusia.

Bahkan, dalam lima tahun terakhir, banyak ilmuwan sedang mengembangkan realitas maya untuk membantu dunia medis. Hal ini di antaranya digunakan untuk memungkinkan operasi jarak jauh. Teknologi ini berhasil digunakan untuk mengobati penyakit psikologis, seperti post-traumatic stress disorder (PTSD).

Untuk mendapatkan sensasi realitas maya, pengguna harus memakai pengontrol head-mounted atau hand-mounted. Kedua macam peralatan ini menghubungkan orang dengan realitas maya dan memungkinkan mereka mengendalikan tindakan mereka di lingkungan imajiner.

Adapun realitas tertambah bekerja dengan menggunakan perangkat, seperti ponsel pintar, laptop, atau tablet, untuk mendapatkan gambar dunia nyata dan dunia maya yang bersatu.

Keduanya tidak selalu berseberangan. Beberapa kali mereka juga bisa digunakan bersama-sama untuk menghasilkan pengalaman yang lebih menakjubkan. Misalnya—getaran dan sensasi yang ditambahkan pada interaksi grafis—dalam fitur realitas tertambah. Fitur ini juga kerap digunakan di dalam realitas maya untuk membuat dunia imajiner yang ada agar lebih hidup.

AMRI M

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nurdin Saleh

Nurdin Saleh

Bergabung dengan Tempo sejak 2000. Kini bertugas di Desk Jeda, menulis soal isu-isu olahraga dan gaya hidup. Pernah menjadi juri untuk penghargaan pemain sepak bola terbaik dunia Ballon d'Or.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus