Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Vivo mengembangkan lini produk terbarunya di seri Y, yang meluncur dengan model Vivo Y200 Pro dan menjadi pelengkap dari seri-seri terdahulu Y200 GT dan Y200T. Ponsel ini bakal meluncur pertama kali di pasar India dengan harga kelas menengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikutip dari Gizmochina, Rabu 22 Mei 2024, VIvo Y200 Pro dikemas dengan desain yang sangat tipis dan ringan. Layarnya sudah mendukung Amoled melengkung 3D dengan ukuran 6,78 inci. Resolusi layarnya sudah Full HD Plus dengan refresh rate 120HZ dan kecerahan puncak mencapai 1300 nits.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada bagian dapur pacunya, Vivo Y200 Pro dibekali oleh chipset Qualcomm Snapdragon 695 yang dipasangkan dengan RAM 8 gigabyte dan penyimpanan internal 128 gigabyte. Pengguna bahkan bisa menambah penyimpanan lanjutannya lewat ekspansi RAM Virtual hingga 8 gigabyte lagi.
Vivo dikenal sebagai perusahaan ponsel asal Cina yang unggul di bagian performa kamera. Perangkat ini berkali-kali melakukan kolaborasi dengan Sony untuk mendapatkan sensor dan fitur kamera yang mumpuni. Kali ini, Vivo Y200 Pro hadir dengan kamera utama bersensor 50 megapiksel dan fitur bokehnya 2 megapiksel di bagian belakang.
Kapasitas baterainya pun tergolong besar dengan ukuran 5.000 mAh, bahkan sudah didukung lewat fast-charging kabel 44 watt. Terdapat pula skin custom Funtouch OS 14 berbasis Android 14 di perangkat ini.
Bodi Tertipis di Kelasnya
Vivo Y200 Pro hadir dengan ukuran bodi setebal 7,5 milimeter. Ini termasuk ringan dan diklaim sebagai yang tertipis di segmennya. Fitur layarnya pun juga sudah dilengkapi dengan pemindai sidik jari virtual. Selain itu ponsel ini sudah mendapatkan sertifikasi tahan air dan debu dengan skor IP54 dan sertifikasi Optical Image Stabilization.
Perihal variannya, Vivo Y200 Pro hadir dengan warna silk green dan silk glass. Diluncurkan dengan konfigurasi tunggal 8/128 GB dan dibanderol dengan harga US$ 300 dolar atau Rp 4,8 juta.
Pilihan Editor: Penumpang Singapore Airlines Tewas, Studi Ungkap Turbulensi Dapat Memburuk Seiring Perubahan Iklim