Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Kampung Indonesia di Museumsuferfest Frankfurt

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Kampung Indonesia di Museumsuferfest Frankfurt
Iklan

"Acara ini adalah lanjutan dari acara peringatan 17 Agustus lalu. Biasanya ‘kan penampilan budaya hanya dilaksanakan di Wisma Konjen, kali ini saya mau buat di sini, agar lebih banyak yang menonton, tidak hanya orang Indonesia tetapi orang Jerman juga. Saya mau jadikan ini promosi pariwisata dan budaya Indonesia,” ujar Konsulat Jendral RI, Toffery Soetikno.

Penampilan budaya Indonesia dibuka pukul 12 siang dengan penampilan tarian enerjik dari grup tari Srikandi Gaya Tari Nürnberg, yang membawakan Tari Doger dari Jawa Barat. Tarian rakyat ini biasanya dibawakan untuk menghibur pemetik daun teh. Tarian lain yang dipersembahkan adalah Tari Melinting dari Lampung. Iringan musik dari Gamelan Jawa nan harmonis mengalun temani santap makan siang pengunjung.

Baca Juga:

Puas icip aneka kuliner Indonesia seperti somay, sate, nasi goreng, hingga bubur kacang hijau, pengunjung digoyang dengan iringan musik angklung dari grup Angklung Frankfurt yang sudah ada dari tahun 1980. Tiga buah lagu dibawakan seperti Bengawan Solo, lagu tradisional asal Betawi dan Kopi Dangdut, yang mengajak para pengunjung bergoyang asyik di depan panggung.

"Saya tidak sengaja lewat dan langsung terkesima dengan harmonisnya musik angklung. Saya belum pernah mendengar musik angklung dan saya sangat menyukai penampilan tadi, juga anak-anak saya,” ujar salah seorang warga Jerman yang jadi pengunjung festival, Alexander Frenzel.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk melengkapi penampilan, presentasi fesyen show kebaya, batik dan tenun Baduy bisa jadi referensi tampil gaya. Aneka fesyen khas Indonesia beserta aksesoriesnya bisa juga dibeli di sini.

Baca Juga:

Kalau mau yang gratis, ada 100 buah kaos dibagikan KJRI Frankfurt untuk pengunjung. Mau yang lebih luar biasa gratisnya, pengunjung bisa ikut kuis memperebutkan hadiah tiket perjalanan pergi dan pulang Frankfurt-Jakarta.

Museumsuferfest pertama kalinya diadakan pada tahun 1988. Berlokasi di sepanjang tepi sungai Main di kota Frankfurt am Main, kini festival tahunan ini dihadiri lebih dari satu juta pengunjung. (Ed: yp)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada