Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Pertemuan Menkes Eropa Sebut Uni Eropa Berhasil Cegah Virus Corona

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Pertemuan Menkes Eropa Sebut Uni Eropa Berhasil Cegah Virus Corona
Iklan

Saat menghadiri pertemuan para Menteri Kesehatan Eropa di Brussels, Belgia pada Kamis (13/02), Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan kepada DW bahwa negara-negara Uni Eropa tengah bekerjasama memerangi penyebaran virus corona (COVID-19).

Pada pertemuan tersebut, para menteri membahas tentang ‘‘langkah-langkah terkait perjalanan, sembari menjaga pergerakan bebas antar negara di Uni Eropa (UE)," menurut pernyataan bersama mereka.

Baca Juga:

Spahn mengatakan kepada DW bahwa pendekatan dalam UE dan dunia internasional diperlukan. Dia menekankan pentingnya memperlambat penyebaran COVID-19 untuk memastikan virus tersebut tidak berkembang di luar Cina.

"Sejauh ini virus hanya wabah epidemi regional di Cina, tetapi kita perlu memastikan bahwa virus tidak menjadi epidemi nyata atau pandemi di seluruh dunia," ujar Spahn.

"Sejauh ini, di Eropa dan Uni Eropa, deteksi dan penahanan berhasil," sebutnya. "Tapi kita harus mengakui, itu yang terjadi sekarang. Bisa berubah buruk sebelum menjadi lebih baik, karena selama virus tidak terkendali di Cina, epidemi regional ini dapat berubah menjadi pandemi di seluruh dunia."

''Lebih banyak kasus daripada data statistik''

Baca Juga:

Ketika ditanya tentang apakah Jerman harus mempertimbangkan untuk membatasi perjalanan ke Cina, Spahn merujuk pada langkah-langkah pembatasan yang sudah ada.

Spahn mengatakan bahwa pilot yang menerbangkan pesawat langsung dari Cina ke Jerman sudah diminta untuk melaporkan bila ada penumpang yang memiliki gejala penyakit, sesaat sebelum pendaratan.

"Kami mungkin memerlukan langkah-langkah tambahan untuk mengetahui penumpang mana yang telah melakukan kontak dengan orang-orang dari wilayah Wuhan, dan itulah yang telah kami diskusikan di sini di Dewan [Eropa]," paparnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ditanya apakah data yang didapat dari Cina dapat diandalkan, Spahn mengatakan ia meyakini ada lebih banyak kasus daripada angka-angka yang ada di publik saat ini.

"Kami tahu ada banyak, banyak kasus yang sebelumya tidak ada gejala. Jadi saya berasumsi ada lebih banyak kasus daripada yang kita lihat dalam statistik," sebutnya.

Mengunci kota tindakan berlebihan?

Spahn memuji langkah-langkah yang telah dilakukan Cina untuk mengendalikan virus, namun juga menyiratkan beberapa tindakan yang diterapkan Cina mungkin terlalu ekstrem. Dia membandingkannya dengan beberapa kasus terbaru, seperti penyakit campak di Jerman, meskipun skalanya jauh lebih kecil.

"Misalnya, jika ada wabah campak di Jerman, dan campak jauh lebih menular daripada apa yang kita lihat dengan virus corona sejauh ini, kita sebenarnya dapat mengatasinya tanpa menutup seluruh kota untuk di karantina."

Jerman telah mencatat 16 kasus virus corona di negaranya hingga saat ini, 14 di antaranya berkaitan dengan perusahaan onderdil Jerman-Cina di Bayern. Dua lainnya adalah penumpang penerbangan ke bandara Frankfurt am Main yang diidentifikasi pada saat kedatangan.

Wawancara dilakukan oleh jurnalis DW Bernd Riegert di Brussels, Belgia. (Ed: pkp/rap)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada