Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Boeing 737 Skandal Lagi, Ada Serpihan Tertinggal di Tangki Bahan Bakar

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Boeing 737 Skandal Lagi, Ada Serpihan Tertinggal di Tangki Bahan Bakar
Iklan

Boeing mengatakan Selasa (18/02) mereka menemukan "serpihan-serpihan” yang ditemukan di tangki bahan bakar "beberapa" pesawat 737 Max.

Direktur Utama Boeing, Mark Jenks, menyebut serpihan-serpihan itu "benar-benar tidak dapat diterima” karena berhubungan dengan keselamatan. "Satu serpihan yang lolos saja, sudah terlalu banyak" tulisnya dalam memo kepada karyawan yang bekerja pada model Boeing 737 Max.

Baca Juga:

Boeing tidak merinci berapa banyak jet yang terkontaminasi dan hanya mengatakan mereka akan segera melakukan koreksi ke dalam sistem untuk mencegah hal itu terulang lagi.

Boeing memproduksi sekitar 400 pesawat 737 Max yang tidak jadi dikirim kepada pemesan, setelah terjadinya skandal kesalahan software yang mengakibatkan jatuhnya pesawat Lion Air dan Ethiopian Air. Seluruh penumpang tewas dalam kedua insiden itu.

Serpihan logam dan dan benda-benda lain yang tertinggal di dalam pesawat selama perakitan meningkatkan risiko korsleting listrik dan kebakaran.

Boeing tetap optimistis

Baca Juga:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Boeing mengatakan mereka tetap berharap bahwa Federal Aviation Administration (FAA) akan segera memberi sertifikat terbang lagi untuk 737 Max pada musim panas ini.

Namun juru bicara FAA Lynn Lunsford mengatakan, lembaganya telah "meningkatkan pengawasan (terhadap 737 Max) berdasarkan laporan inspeksi awal dan akan mengambil tindakan lebih lanjut berdasarkan temuan."

Perusahaan Boeing mengalami pukulan berat sejak otoritas penerbangan di seluruh dunia mendaratkan armada 737 setelah kecelakaan fatal pada Oktober 2018 di Indonesia dan Maret 2019 di Ethiopia yang menewaskan 346 penumpang. Tim investigasi menyebut kecelakaan itu disebabkan pada kesalahan sistem kontrol otomatis MCAS.

Baru-baru ini, lembaga pemeringkat Fitch Ratings menurunkan peringkat kredibilitas Boeing karena ketidakpastian tentang masa depan dan buruknya reputasi kerusakan. Boeing selama ini bersaing ketat dengan Airbus untuk menguasai bisnis pesawat penerbangan komersial. hp/ts (dpa, ap)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada