Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Skandal Pelecehan Seksual di Gereja Katolik Dili Melibatkan Pastor dari AS

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Skandal Pelecehan Seksual di Gereja Katolik Dili Melibatkan Pastor dari AS
Iklan

Skandal pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur terungkap di Dili, Timor Leste. Seorang misionaris dari Amerika Serikat, Richard Daschbach, pendiri rumah singgah untuk anak-anak dikeluarkan dari gereja Katolik setelah mengakui telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

Seperti yang diberitakan kantor berita AP, laporan media tentang kejadian tersebut mengejutkan warga Timor Leste.

Baca Juga:

Uskup Dili, Virgilio do Carmo da Silva, mengatakan kepada wartawan bahwa Richard Daschbach telah dikeluarkan dari gereja tahun lalu dan bukan lagi seorang pastor.

Pelaku mengakui perbuatannya

Daschbach lahir di Pennsylvania, AS dan pertama kali datang ke Timor Leste pada tahun 1966 saat negara itu masih menjadi koloni Portugis.

Ia mendirikan rumah singgah "Topu Honis” atau "Pemandu Kehidupan”, tempat perlindungan untuk anak-anak di distrik Oekusi-Ambeno pada tahun 1992. Ia adalah sosok yang dihormati karena menyelamatkan anak-anak selama konflik Timor Leste untuk merdeka dari Indonesia.

Baca Juga:

Anggota keluarganya di AS, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah ini, mengatakan Daschbach meninggalkan Oekusi-Ambeno tetapi kemudian kembali lagi. Media Timor Leste melaporkan bahwa ia telah memimpin misa di sana.

"Dia mengakui bahwa tuduhan terhadapnya itu memang benar," kata seorang anggota keluarga kepada The Associated Press. "Para pastor memintanya pergi karena dugaan pelecehan seksual terhadap anak. Dia mengakui bahwa itu benar, tapi dia kembali lagi ke sana tanpa persetujuan para pastor lain", tambahnya.

Tidak ada korban yang melapor

Kantor kejaksaan di Oekusi-Ambeno mengatakan mereka tahu tentang skandal tersebut tetapi tidak ada laporan kasus pidana yang menuntut Dasbach.

Dasbach sendiri tidak menanggapi permintaan komentar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Layanan berita Katolik, Catholic News Service, mengutip Jovito Rego de Jesus Araujo, seorang pastor di Keuskupan Dili, yang menyatakan bahwa kasus Daschbach adalah kasus pelecehan seksual terhadap anak yang pertama kali terjadi di gereja Katolik di Timor Leste.

Dua rumah perlindungan yang didirikan Daschbach merawat ratusan anak yatim piatu, anak-anak dan remaja berusia 3 hingga 18 tahun dari keluarga miskin, orang cacat dan wanita korban kekerasan dalam rumah tangga.

Kasus di Jerman

Tuduhan pelecehan seksual di Jerman yang melibatkan Gereja Katolik pertama kali terungkap pada tahun 2010, ketika kepala sekolah Jesuit di Berlin berbicara kepada publik mengenai pelecehan seksual yang terjadi selama puluhan tahun terhadap siswa sekolah.

Pengakuan ini telah mendorong korban-korban lain untuk ikut berbicara terkait kasus pelecehan yang melibatkan gereja.

Pada bulan September tahun lalu majalah Jerman Der Spiegel memberitakan tentang penyelidikan internal yang ditugaskan oleh Konferensi Uskup Jerman. Penyelidikan ini memeriksa lebih dari 3600 kasus pelecehan yang dilakukan oleh para petinggi agama di tingkat nasional.

Berbagai institusi yang terlibat dalam penelitian ini menemukan bahwa setidaknya sebanyak 1670 pastor terlibat dalam pelecehan seksual mulai tahun 1946 hingga 2014.

Menyusul temuan penyelidikan ini, Paus Fransiskus menyampaikan permohonan maaf dan berjanji untuk mendukung korban dalam mencari keadilan.

na/hp (AP, DW)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada