Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Kecewa dengan Australia, Prancis Dekati Indonesia untuk Bangun Aliansi Baru

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Kecewa dengan Australia, Prancis Dekati Indonesia untuk Bangun Aliansi Baru
Iklan

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan, Prancis ingin menjadi "jembatan" antara negara-negara Indo-Pasifik dan Uni Eropa, dan bahwa kerja sama strategis adalah salah satu prioritasnya untuk kepresidenan Uni Eropa.

"Inti dari komitmen ini adalah visi kami tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, berdasarkan supremasi hukum, dan menghormati kedaulatan setiap negara,” kata Jean-Yves Le Drian dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (24/11).

Baca Juga:

Kunjungan dua hari Menlu Prancis ke Indonesia dilakukan saat negara itu gencar melakukan pendekatan untuk meningkatkan hubungannya di Asia, menyusul sengketa diplomatik Prancis-Australia. Bulan September lalu, Australia secara sepihak mendadak membatalkan pembelian kapal selam dari Prancis yang sudah disepakati sejak lama.

Mengintensifkan hubungan Prancis-Indonesia

"Perjalanan ini adalah tentang menegaskan kembali komitmen Prancis untuk Indo-Pasifik ... dan untuk mengintensifkan hubungan dengan Indonesia," kata seorang sumber diplomatik Prancis kepada wartawan dalam briefing menjelang kunjungan dua hari Jean-Yves Le Drian.

Kunci untuk mengembangkan hubungan itu antara lain kerja sama militer yang lebih erat. Indonesia ingin meningkatkan kemampuan pertahanannya, termasuk dengan kemungkinan pembelian kapal selam, pesawat tempur, dan kapal perang, di tengah ketegangan yang sedang berlangsung dengan Cina di Laut Cina Selatan yang disengketakan.

Baca Juga:

Prancis telah bernegosiasi dengan Jakarta selama beberapa bulan untuk penjualan 36 jet tempur Rafale. Sebuah Letter of Intent telah ditandatangani bulan Juni lalu, meskipun para pejabat tidak mengharapkan kesepakatan itu terpenuhi sebelum akhir tahun karena masalah pembiayaan.

Kecewa berat dengan Australia

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menlu Jean-Yves Le Drian juga mengatakan Prancis telah setuju untuk melakukan investasi senilai 500 juta euro dalam proyek-proyek transisi energi di Indonesia. Namun, dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Dia berbicara dengan Menlu Retno Marsudi setelah sebelumnya bertemu dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Le Drian juga melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo pada Rabu (24/11) malam.

Prancis menuduh Australia melakukan "pengkhianatan", setelah memilih membeli kapal selam yang dibangun dengan teknologi AS dan Inggris, sekalipun sudah ada kesepakatan sebelumnya dengan Prancis. Australia membatalkan pembelian itu untuk memulai aliansi keamanan trilateral dengan Inggris dan Amerika Serikat, AUKUS. Aliansi keamanan itu dimaksudkan untuk mengantisipasi pengaruh militer Cina di kawasan Pasifik.

hp/ha (rtr)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada