Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Kim Jong Un dan Vladimir Putin Berejabat Tangan di Vladivostok

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Kim Jong Un dan Vladimir Putin Berejabat Tangan di Vladivostok
Iklan

Konferensi Tingkat Tinggi Rusia-Korut yang pertama kali hari Kamis (25/4) jadi sorotan media internasional, dua bulan setelah gagalnya pembicaraan antara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump di Hanoi.

Usai pertemuan itu, Kim Jong Un menyampaikan terimakasih kepada Vladimir Putin dan mengatakan, dia berharap akan ada dialog yang lebih "bermanfaat dan konstruktif" di masa depan.

Baca Juga:

.

"Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang indah ini dan saya harap negosiasi kami akan berlanjut dengan cara yang sama, bermanfaat dan konstruktif," kata Kim kepada Putin, sebagaimana dilaporkan kantor berita Rusia TASS.

Pada awal pertemuan, Kim Jong Un mengatakan kepada Putin, bahwa hubungan kedua negara "punya akar sejarah yang panjang" dan menambahkan: "Saya harap pembicaraan ini akan menjadi tonggak sejarah penting."

Rusia siap membantu

Baca Juga:

Vladimir Putin usai KTT Rusia-Korut itu menanggapi: "Kami berbicara tentang sejarah hubungan antar negara kami, situasi saat ini dan prospek untuk pengembangan hubungan bilateral kami".

Presiden Rusia itu selanjutnya mengatakan, dia dan Kim Jong Un juga membahas konflik di Semenanjung Korea dan masalah denuklirisasi Korea Utara. Rusia akan mendukung upaya Kim untuk "menormalkan hubungan" dengan AS dan Korea Selatan, tambahnya.

Kunjungan Kim Jong Un "akan membantu kita untuk lebih memahami bagaimana kita dapat menyelesaikan situasi di semenanjung Korea dan apa yang dapat Rusia lakukan untuk mendukung proses positif yang sedang berjalan," kata Vladimir Putin lebih lanjut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengamat percaya kedua pemimpin juga membahas situasi sekitar 10.000 buruh Korea Utara yang saat ini bekerja di Rusia dan akan meninggalkan negara itu pada akhir tahun karena ada sanksi internasional terhadap Pyongyang. Bagi Korea Utara, pengiriman buruh keluar negeri adalah sumber terpenting pemasukan devisa.

Pertemuan bersejarah

Pertemuan hari Kamis adalah pertemuan tatap muka pertama antara kedua pemimpin dan merupakan kunjungan resmi pertama Kim Jong Un ke Rusia.

Kim tiba di kota perbatasan Rusia, Khasan, dengan menumpangi kereta lapis baja pada hari Rabu (24/4) sebelum melanjutkan perjalanann ke kota Vladivostok. Dia dan Putin kemudian bertemu di kampus universitas di Pulau Russky di Vladivostok.

Hubungan antara Pyongyang dan Moskow pernah terjalin erat pada awal era Perang Dingin, ketika Korea Utara sangat bergantung pada dukungan dari Uni Soviet. Kakek Kim Jong Un yang juga pemimpin pertama Korut, Kim Il Sung, menjadi pemimpin negara itu dengan dukungan Uni Soviet pada tahun 1948. Saat ini, mitra terdekat Korea Utara adalah Cina.

Pihak Rusia mengatakan tidak ada dokumen yang ditandatangani dalam Konferensi Tingkat Tinggi di Vladivostok itu. Kim Jong Un dijadwalkan meninggalkan kota di selatan Rusia itu pada hari Jumat (26/4).

hp/as (ap, dpa, interfax)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada