Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Brasil Rusuh, Istana Presiden hingga Gedung Kongres Diserbu Demonstran

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Brasil Rusuh, Istana Presiden hingga Gedung Kongres Diserbu Demonstran
Iklan

Setelah kekacauan selama berjam-jam, kepolisian Brasil akhirnya berhasil merebut kendali di gedung Kongres Nasional, usai pengunjuk rasa pro-Bolsonaro menyerbu tempat tersebut. Sementara di markas Mahkamah Agung dan Istana Kepresidenan Planalto, pihak kepolisian masih berupaya mengusir para perusuh.

Ratusan pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro sebelumnya menyerbu gedung Kongres Nasional di Brasilia pada hari Minggu (08/01). Mereka menyerukan intervensi militer untuk menggulingkan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, yang baru dilantik satu minggu lalu.

Baca Juga:

Pendukung Bolsonaro tak terima otokrat populis itu kalah dalam upayanya untuk terpilih kembali, dengan mengklaim bahwa pemilihan itu dicurangi. Pendukung garis keras dari mantan presiden Brasil itu bahkan secara terbuka menyerukan kudeta militer untuk mengembalikan Bolsonaro ke tampuk kekuasaan. Beberapa orang berusaha menabur kekacauan melalui vandalisme dan serangan kekerasan dengan harapan memicu respons dari militer.

Bolsonaro telah mengutuk "penjarahan dan invasi gedung-gedung publik" oleh ratusan orang yang menyerbu institusi-institusi di Brasil itu. Ia membantah apa yang disebutnya sebagai tuduhan "tak berdasar" dari Lula bahwa dirinyalah yang menghasut terjadinya kerusuhan.

Ratusan orang menyerbu Kongres

Dari beberapa rekaman yang beredar di media sosial terlihat ratusan orang bergerak ke gedung Kongres Nasional. Para pengunjuk rasa disambut dengan gas air mata polisi.

Baca Juga:

Salah satu video yang dmenunjukkan para pengunjuk rasa saat menyebru gedung diunggah oleh seorang wartawan yang berbasis di Brasilia di Twitter.

Video lain yang menunjukkan aksi pengunjuk rasa ketika memecahkan jendela gedung Kongres Nasional diunggah oleh seorang jurnalis lain.

Kelompok ini terlihat melintasi penghalang yang dipasang polisi dan memanjat jalan yang memberikan akses ke atap gedung Chamber of Deputies dan Senat.

Para pengunjuk rasa yang mengenakan kaos kuning dan hijau serta membawa bendera Brasil itu juga menyerang beberapa kendaraan polisi yang mengamankan gedung, kantor berita EFE Spanyol melaporkan. Mereka juga menghancurkan pembatas perlindungan.

Istana Planalto dan Mahkamah Agung ikut diserbu

Para pengunjuk rasa juga berusaha memasuki Istana Planalto, yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan, demikian dilaporkan kantor berita LUSA. Video di media sosial tampaknya menunjukkan mereka telah berada di dalam istana.

Rekaman lain menunjukkan mereka mendapatkan akses ke Mahkamah Agung yang berada di dekat istana tersebut.

Dari sebuah video lain yang dibagikan di media sosial terlihat pula seorang pria berbalut bendera Brasil memegang apa yang tampaknya sebagai salinan konstitusi Brasil yang diambil dari Mahkamah Agung Federal. Salinan asli konstitusi, yang diratifikasi pada tahun 1988, disimpan di pengadilan.

Lula umumkan intervensi federal

Lula telah mengutuk penyerbuan ke pusat kekuasaan Brasil dan bersumpah untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat. "Kami akan mencari tahu siapa para pengacau ini, dan mereka akan diadili dengan kekuatan hukum penuh," kata Lula dari kota Araraquara di tenggara, saat berkunjung ke wilayah yang dilanda banjir.

Lula telah menandatangani dekrit yang menyatakan intervensi federal di Brasilia, yang memberi pemerintah kekuatan khusus untuk memulihkan hukum dan ketertiban di ibu kota.

Presiden Senat, Rodrigo Pacheco, mengatakan bahwa polisi fokus untuk mengendalikan situasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam sebuah unggahan di Twitter, dia mengatakan "dengan keras menolak" "tindakan anti-demokrasi" dan menyerukan adanya respons yudisial.

Menteri Kehakiman Brasil Flavio Dino juga mengutuk para perusuh di Twitter, menekankan bahwa upaya mereka untuk memaksakan kehendak "tidak akan menang."

Jaksa Agung Brasil mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (08/01), bahwa dia mengikuti peristiwa tersebut dengan "prihatin." Dia menambahkan bahwa penyelidikan kriminal telah dibuka untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat.

Sejak pemilu 30 Oktober, di mana Lula mengalahkan Bolsonaro, ratusan orang dilaporkan telah berkemah di depan markas tentara di Brasilia.

Para pemimpin dunia mengutuk para penyerbu

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada hari Minggu (08/01) mengutuk adegan-adegan yang terjadi di Brasilia dan mengatakan bahwa situasinya sedang diawasi dengan ketat.

"Amerika Serikat mengutuk setiap upaya untuk merusak demokrasi di Brasil. Presiden Biden mengikuti situasi ini dengan seksama dan dukungan kami untuk lembaga-lembaga demokrasi Brasil tidak tergoyahkan," cuit Sullivan.

Presiden AS Joe Biden menyebut situasi itu "keterlaluan."

Di Meksiko, Presiden Andres Manuel Lopez Obrador turun ke Twitter untuk mengecam apa yang disebutnya sebagai "upaya kudeta yang tercela dan anti-demokrasi oleh kaum konservatif di Brasil, dihasut oleh para pemimpin kekuatan oligarki, juru bicaranya, dan kaum fanatik."

Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron mencuit: "Kehendak rakyat Brasil dan lembaga-lembaga demokrasi harus dihormati! Presiden @LulaOficial dapat mengandalkan dukungan Prancis yang tak tergoyahkan."

Presiden Argentina Alberto Fernandez menyerukan persatuan di wilayah tersebut dan menawarkan dukungannya kepada Lula.

"Saya ingin menyatakan penolakan saya terhadap apa yang terjadi di Brasilia. Dukungan tanpa syarat saya dan rakyat Argentina kepada @LulaOficial dalam menghadapi upaya kudeta yang dihadapinya," tulis Fernandez di Twitter.

"Uni Eropa mengutuk tindakan kekerasan tidak demokratis yang terjadi pada 8 Januari di jantung distrik pemerintahan Brasilia," kata diplomat tinggi Uni Eropa Josep Borrell. "Demokrasi Brasil akan mengalahkan kekerasan dan ekstremisme," katanya.

Borell menambahkan bahwa Uni Eropa sekali lagi menjanjikan dukungan penuh untuk Presiden Lula dan menyatakan solidaritasnya dengan lembaga-lembaga demokrasi negara itu. Dia mendesak para pemimpin politik Brasil, dan terutama mantan Presiden Jair Bolsonaro, untuk "bertindak secara bertanggung jawab dan menyuruh pendukung mereka untuk pulang."

bh/gtp (AFP, dpa, AP, Reuters)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada