Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Delegasi Jerman dan Lithuania di Taiwan, Cina Gelar Manuver Militer

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Delegasi Jerman dan Lithuania di Taiwan, Cina Gelar Manuver Militer
Iklan

Delegasi parlemen Jerman mendarat di Taiwan hari Senin (9/1) untuk kunjungan empat hari. Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan melaporkan bahwa pesawat tempur Cina terdeteksi di wilayah udaranya. Cina sebelumnya mengumumkan manuver militer skala besar di ekitar Taiwan.

Namun delegasi Jerman yang hari Selasa pagi (10/1) bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen tidak memberikan kritik langsung terhadap Cina.

Baca Juga:

"Kami percaya bahwa setiap perubahan status quo Selat Taiwan hanya dapat dicapai dengan kesepakatan bersama, dan setiap upaya untuk mengubah status quo dengan kekerasan atau ancaman untuk melakukannya dengan paksa tidak dapat diterima," kata Johannes Vogel, Wakil Ketua Fraksi Liberaldemokrat Jerman FDP, dalam sambutan pembukaan di Taipei.

Johannes Vogel memimpin delegasi anggota parlemen Jerman bersama dengan Marie-Agnes Strack-Zimmermann (FDP), yang memimpin komisi pertahanan di parlemen Jerman, Bundestag.

Delegasi parlemen Lituania tegaskan dukungan untuk Taiwan

Delegasi parlemen Lituania yang juga berkunjung ke Taiwan hari Selasa mengeritik Cina dan mengatakan bahwa Cina telah mencoba menggunakan segala macam tindakan untuk mengubah keputusan Lituania membuka hubungan diplomasi resmi dengan Taiwan.

Baca Juga:

"Mereka mencoba mematahkan keinginan kami. Mereka mencoba mengubah keputusan kami. Mereka mencoba melecehkan investor dan mereka mencoba membuat sanksi ekonomi... tetapi kami bertahan," kata Laurynas Kasciunas, kepala komisi pertahanan di parlemen Lituania. "Kami sekarang lebih tangguh dan lebih kuat, dan kami bisa menjadi panutan bagi negara-negara Uni Eropa lainnya."

Laurynas Kasciunas memimpin delegasi Lituania bersama dengan wakil ketua kelompok persahabatan Taiwan di parlemen, Dovile Sakaliene. Para anggota parlemen Lituania menggambarkan kemiripan antara ancaman yang mereka hadapi dari Rusia dan ancaman yang dihadapi Taiwan dari Cina, dengan mengatakan bahwa mereka berdua memiliki tetangga yang otoriter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami memiliki tujuan bersama yang sangat jelas, memperkuat demokrasi secara global... dan benar-benar membantu semua orang di sekitar kami memahaminya dengan sangat jelas. Tidak boleh ada ambivalensi. Anda bersama agresor, atau Anda bersama korban," kata Dovike Sakaliene.

Banyak pemerintahan masih takut pada reaksi Cina

Lituania membuat marah Cina setelah mengizinkan Taiwan menyebut kantor perwakilannya di Vilnius sebagai 'kedutaan besar Taiwan' dan bukan perwakilan 'Cina Taipei,' istilah yang digunakan oleh negara lain untuk menghindari kemarahan Beijing.

Cina mengusir duta besar Lituania dan menurunkan hubungan diplomatik dengan negara Baltik itu. Cina juga memblokir impor dari Lituania ke Cina. Lituania kemudian menutup kedutaannya di Beijing dan membuka kantor perdagangan di Taiwan November lalu.

Taiwan dan Cina daratan telah diperintah secara terpisah sejak 1949 setelah perang saudara. Beijing menolak menjalin hubungan resmi dengan pemerintahan yang mengakui Taiwan sebagai negara berdaulat. Hingga saat ini, hanya beberapa negara di Afrika dan di Amerika Latin yang mengakui kedaulatan Taiwan.

Banyak pemerintahan, termasuk Amerika Serikat, Jerman dan Indonesia, yang memiliki hubungan dagang yang luas dengan Taiwan, namun tidak memiliki hubungan diplomatik secara resmi, karena takut pada reaksi dari Cina.

hp/yf (dpa, ap)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada