Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Malaysia Ingin Perluas Proyek Kereta Api dengan Cina

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Malaysia Ingin Perluas Proyek Kereta Api dengan Cina
Iklan

Jalur kereta api sepanjang 665 kilometer dan bernilai 50,27 miliar ringgit (USD10,63 miliar) adalah bagian dari proyek prestisius Presiden Cina Xi Jinping yang dinamakan Belt and Road Initiative (BRI). Jalur kereta api itu akan menghubungkan pantai timur dan barat semenanjung Malaysia dan direncanakan selesai akhir tahun 2026.

Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke mengatakan hari Rabu (27/3), pemerintahnya terbuka terhadap proposal untuk memperluas jalur hingga ke perbatasan dengan Thailand, untuk integrasi lebih lanjut ke dalam jaringan kereta api yang ada.

Baca Juga:

"Ketika konektivitas jalur kereta api antara Malaysia dan Thailand dapat dimodernisasi dan ditingkatkan, pergerakan kargo dan penumpang antara kedua negara akan menjadi lebih cepat, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Anthony Loke di hadapan Senat Malaysia.

Bersaing dengan megaproyek Thailand

Juru bicara Kementerian Transportasi Thailand tidak segera menanggapi permintaan komentar. Jalur kereta api itu pertama kali diusulkan pada tahun 2017 dan sedang dibangun oleh unit China Communications Construction Co Ltd di Malaysia. Proyek ini telah selesai 60% pada bulan Maret, menurut kantor berita Malaysia, Bernama.

Thailand juga mempunyai rencana untuk berinvestasi dalam proyek jembatan darat besar-besaran di selatan negara itu untuk meningkatkan pertumbuhan dan perdagangan global. Jembatan ini akan melewati Selat Malaka yang padat.

Baca Juga:

"Daripada persaingan yang tidak menguntungkan, Kementerian Perhubungan (Malaysia) yakin bahwa Malaysia dan Thailand dapat menjajaki kerja sama yang lebih erat di bidang transportasi dan pembangunan nasional untuk saling menguntungkan dalam jangka panjang,” kata Anthony Loke.

Proyek infrastruktur Cina di Asia Tenggara

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cina pernah menjanjikan proyek-proyek infrastruktur miliaran dolar di seluruh Asia Tenggara, namun banyak di antaranya tidak pernah dibangun, menurut sebuah studi yang dilakukan Lowy Institute yang bermarkasi di Sydney, Australia.

Menurut hasil studi Lowy Institute yang dirilis hari Rabu, sejak tahun 2015 lebih dari USD50 miliar yang dijanjikan Beijing untuk proyek-proyek di Asia Tenggara belum dialokasikan. Lebih dari separuh proyek dibatalkan, dikurangi skalanya, atau tidak dilanjutkan.

Alexandre Dayant dan Grace Stanhope dari Lowy Institute mengatakan, ketidakstabilan politik, buruknya keterlibatan pemangku kepentingan lokal, dan menurunnya minat terhadap bahan bakar fosil telah menghambat rencana Cina di Asia Tenggara. Proyek yang dibatalkan antara lain Pembangunan pipa minyak sepanjang 598 kilometer di Malaysia, yang didanai dengan pinjaman dari Cina yang telah disetujui tahun 2017.

Meski begitu, Cina tetap menjadi mitra infrastruktur terbesar di Asia Tenggara dan terlibat dalam 24 dari 34 megaproyek di kawasan ini. Dari 24 proyek raksasa yang melibatkan Cina, tingkat penyelesaiannya sudah mencapai 33 persen, kata Lowy Institute.

hp/as (rtr, afp)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada