Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

2020, KFC Targetkan Penjualan Naik jadi Rp 8 Triliun

Penambahan gerai baru KFC yang dilakukan tahun ini diperkirakan akan mencapai full year sales tahun depan.

23 Desember 2019 | 16.27 WIB

Gerai KFC di Senayan City masih menyediakan minuman soda bermerek Pepsi pada Jumat, 27 September 2019. Belakangan, suplai Pepsi dikabarkan mulai berkurang di pasaran. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Perbesar
Gerai KFC di Senayan City masih menyediakan minuman soda bermerek Pepsi pada Jumat, 27 September 2019. Belakangan, suplai Pepsi dikabarkan mulai berkurang di pasaran. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pemilik gerai makanan siap saji KFC PT Fast Food Indonesia Tbk. menargetkan tahun depan penjualannya bakal naik 14,1 persen menjadi senilai Rp 8 triliun. Pertumbuhan penjualan tersebut bakal didorong oleh penambahan 60-65 gerai yang dilakukan pada tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Adapun untuk tahun ini, Direktur Fast Food Indonesia Shivashish Pandey memprediksi penjualan pada tahun ini akan mencapai Rp 7,01 triliun. Angka ini naik 13,9 persen secara year-on-year (yoy). Per akhir September 2019, pendapatan yang diraih perseroan senilai Rp 5,01 triliun, tumbuh 12,91 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Penambahan gerai baru (yang dilakukan tahun ini) akan mencapai full year sales tahun depan,” ujar Pandey seusai Public Expose di Jakarta, Senin, 23 Desember 2019.

Perseroan juga bakal merenovasi gerai yang sudah ada dan diyakini bakal menarik penjualan dan transaksi yang lebih tinggi. Selain itu, emiten dengan kode saham FAST ini telah memiliki rencana untuk merilis beberapa produk baru. “Ketiga faktor tersebut akan mendorong penjualan tahun depan."

Dari sisi laba bersih, perseroan memperkirakan pada akhir tahun nilainya bisa tumbuh 5 persen secara tahunan. Pada akhir 2018, FAST membukukan laba bersih senilai Rp 212,01 miliar. Hingga kuartal III/2019, laba bersih perseroan tercatat senilai Rp 175,7 miliar.

Pandey menambahkan jika pertumbuhan laba bersih perseroan didorong oleh faktor efisiensi dan pertumbuhan penjualan yang baik, hingga dua digit. “Tahun depan, rencana pertumbuhan laba bersih di budget bisa lebih besar dan akan kami kejar,” ucapnya.

FAST mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 525 miliar sepanjang 2019. Hingga kini, serapan capex telah mencapai Rp 400 miliar. Alokasi capex untuk 2020 juga tidak terlalu beda dengan tahun ini, yaitu sekitar Rp 550 miliar.

Namun, pada tahun depan, perseroan akan lebih banyak merenovasi gerai yang sudah ada sehingga penambahan outlet baru akan lebih rendah dibandingkan dengan tahun ini, yaitu sebanyak 25 unit yang terdiri atas 20 gerai baru dan 5 KFC Box. “Yang direnovasi sekitar 120-150 outlet, diperbaiki supaya imej naik dan masyarakat punya suasana belanja yang lebih enak,” kata Pandey

Direktur Fast Food Indonesia Justinus Daliman Juwono menuturkan pemenuhan capex pada 2020, berasal dari kombinasi hasil rights issue dan dana yang disediakan perseroan. “Rp 550 miliar lah capex (tahun depan), sekitar Rp 350 miliar dari rights issue,” ucapnya.

Adapun FAST berencana melakukan rights issue dengan jumlah maksimal 350 juta lembar saham. Untuk itu, perseroan akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 28 Januari 2020.

BISNIS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus