Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Bagi anggota atau pengelola robot trading sangat menjanjikan keuntungan. Bahkan ada penipuan robot trading.
Penipuan tersebut diketahui menggunakan skema Ponzi atau penipuan yang memanfaatkan Multi Level Marketing (MLM).
Indikasi Robot Trading Fraud
Dilansir dari Bisnis, berikut beberapa indikasi robot trading berpotensi fraud atau yang masuk kategori penipuan:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Trading hanya boleh dilakukan pada broker tertentu saja dan bukan broker yang terpercaya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Peserta tidak dapat memilih broker dan hanya dapat bertransaksi dengan broker yang telah ditentukan oleh penyelenggara secara sedemikian rupa dengan ketentuan khusus.
Menurut analisa yang dilakukan oleh beberapa trader yang berpengalaman, tujuan menggunakan broker tertentu ini karena dimungkinkan untuk memanipulasi chart trading fiktif yang telah diatur sedemikian rupa dan disesuaikan dengan janji bagi hasil yang diberikan.
Baca juga : Taqy Malik Bantah Terlibat Robot Trading: Uang yang Diterima Murni Hasil Lelang
Ketika trading fiktif ini dibandingkan dengan kondisi market yang sebenarnya, terjadi manipulasi pada waktu chart guna mencocokkan kondisi harga market dengan bagi hasil guna meyakinkan korbannya yang kurang teliti mengecek atau sama sekali tidak mengerti dan merasa aman asalkan terima pembagian keuntungan yang dijanjikan.
2. Spread rate jual beli valas yang sangat jauh
Ketika membuka akun dan menyetorkan uang dalam US dodlar, Anda tidak diperkenankan melakukan telegraphic transfer (TT) US dollar ke US dollar, tetapi harus membeli dolar dari penyelenggara trading dengan harga yang 5 – 10 persen lebih mahal dari harga wajar.
Sebaliknya ketika melakukan penarikan, Anda tidak bisa melakukan TT ke rekening dolar AS dan diharuskan menjual US dollar Anda dengan harga yang lebih murah.
Secara logis, tujuan spread jual beli yang sangat tinggi ini secara tidak langsung memberikan keuntungan instan kepada penyelenggara trading. Pasalnya setiap kali ada member baru masuk maka pemyelenggara sudah mengantongi keuntungan 5-10 persen dan hal ini secara tidak langsung menjelaskan mengapa skema yang diduga ponzi ini bisa berumur panjang.
3. Robot Trading yang ditawarkan tidak ada
Wujud robot trading, algoritma dan cara kerjanya tidak diikuti dengan penjelasan lengkap sehingga tidak ada informasi kelemahan dari robot trading tersebut dan tidak dapat dijalankan di broker forex lainnya.
Lebih lanjut mengenai skema Ponzi, Alfons menjelaskan bahwa secara teori, jika peserta skema Ponzi masuk pada saat awal dan keluar sebelum gelembung Ponzi meletus, maka peserta Ponzi bisa mendapatkan keuntungan dan tidak menjadi korban ketika terjadi gagal bayar.
"Tetapi, namanya manusia sifat dasarnya serakah dan malas. Jadi kalau ada kesempatan mendapatkan keuntungan besar tanpa perlu kerja keras, tentunya akan membuatnya terlena dan menumpulkan logikanya," katanya.
Sekali mendapatkan keuntungan beberapa kali, maka logika dan kewaspadaan robot trading akan berkurang dan mempercayai skema Ponzi tersebut sebagai kebenaran. Mayoritas orang jika menghadapi skema Ponzi bukannya keluar ketika sudah untung melainkan menambahkan jumlah uang ke dalam skema Ponzi tersebut atau malah mengajak saudara dan teman-temannya untuk bergabung dalam skema ini.
TAUFIK RUMADAUL
Baca : Polisi Tangkap Dalang Robot Trading Fahrenheit Bodong, Janjikan Keuntungan 80 Persen
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.