Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis florist atau bisnis menjual dan merangkai bunga mulai banyak dilirik. Namun untuk memulainya, Anda perlu mengetahui tips memulai bisnis florist supaya bisnis tetap berjalan untuk waktu yang lama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Permintaan rangkaian bunga untuk acara tertentu seperti acara pernikahan, lamaran, ulang tahun, kelulusan, hingga menjadi souvenir atau buket khusus untuk acara tertentu lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski cukup banyak permintaan, akan tetapi tak dipungkiri memulai bisnis florist berbeda dengan memulai bisnis food and beverages atau bisnis pakaian. Ada banyak faktor yang perlu diperhatikan supaya bisnis memiliki usia panjang.
7 Tips Memulai Bisnis Florist
Bagi orang yang memiliki kemampuan atau minat merangkai dan mendekorasi bunga, memulai bisnis florist menjadi impian. Supaya minat dan hobi ini menjadi ladang cuan, ketahui tips memulai bisnis florist berikut ini dikutip dari berbagai sumber.
1. Lengkapi Diri dengan Keterampilan
Tips pertama untuk memulai bisnis florist adalah dengan memiliki keterampilan merawat dan merangkai bunga jadi terlihat estetik dan indah. Namun bila belum, Anda bisa mengikuti kelas merangkai bunga dan mendapatkan sertifikat menjadi floristy.
2. Persiapkan Modal yang Cukup
Modal awal yang dibutuhkan untuk memulai bisnis florist cukup besar, yakni mulai dari Rp15 juta. Modal tersebut diperuntukkan untuk membeli mesin pendingin sebagai wadah untuk menyimpan bunga agar awet, membeli bunga, menyewa tempat, dan peralatan lainnya.
Bila cukup, Anda bisa mempersiapkan modal untuk mengembangkan website sendiri dan memanfaatkan digital marketing untuk memperluas jangkauan konsumen.
3. Lakukan Riset secara Menyeluruh
Seperti bisnis pada umumnya, untuk memulainya Anda perlu melakukan riset secara menyeluruh. Mulai dari kelas keterampilan merangkai bunga, bahan dan alat yang dibutuhkan hingga riset tentang kompetitor dan target pasar.
Dari hasil riset tersebut Anda bisa memutuskan bisnis florist seperti apa yang diinginkan. Apakah bisnis florist yang menyediakan bunga untuk wisuda, dekorasi dan acara pernikahan atau keduanya.
4. Tentukan Lokasi Bisnis
Setelah mengetahui tipe bisnis florist seperti apa, akan mempermudah Anda untuk menentukan lokasi gerai dan bentuk gerai bunganya. Apakah cukup dengan toko kecil yang berlokasi di pinggir kota atau di tengah kota.
5. Jalin Kerja Sama dengan Pemasok dan Distributor Bunga
Boleh saja menanam dan merawat sendiri bunga yang akan dijual. Namun, Anda akan membutuhkan waktu lebih hingga bunga siap dirangkai dan dijual.
Alternatif cara lainnya dengan bekerja sama oleh pemasok atau distributor bunga berkualitas.
6. Pandai Melihat Momen Spesial
Selain mengirim rangkaian bunga untuk acara pernikahan atau kelulusan saja, kini lifestyle mengirim rangkaian bunga untuk momen spesial telah menjamur di Indonesia.
Masyarakat terbiasa mengirim bunga kepada sahabat atau kerabat yang berulang tahun atau membuka bisnis baru.
Bahkan dalam perayaan tertentu seperti Hari Raya Keagamaan, Hari Valentine, Hari Kartini, dan Hari Ibu pun menjadi momen baik untuk mengirim rangkaian bunga kepada sahabat, kerabat dan rekan bisnis.
Jadi, buat schedule momen-momen penting kemudian susun campaign di media sosial untuk menarik lebih banyak konsumen membeli bunga di toko Anda.
7. Menjadi Anggota Wire Services
Tips terakhir yang tidak kalah penting yakni bergabung dengan wire services. Wire services merupakan komunitas penjual khusus yang menemukan pemilik bisnis di wilayah atau negara satu dengan negara lainnya.
Apabila ada konsumen di Indonesia yang ingin mengirimkan karangan bunga ke kenalannya yang ada di luar negeri bisa menghubungi Anda.
Kemudian Anda bekerja sama dengan pemilik toko bunga di negara tersebut untuk mengirimkan karangan bunga sesuai pesanan.
HERZANINDYA MAULIANTI