Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Ada Gerai yang Kena Sweeping Produk Prancis oleh Ormas, Begini Respons Indomaret

Marketing Director Indomaret Wiwiek Yusuf menanggapi sweeping sejumlah organisasi massa atau ormas di minimarket milik perusahaan baru-baru ini.

6 November 2020 | 04.37 WIB

Foto tulisan boikot yang dipasang pada produk-produk buatan perusahaan dari Prancis di sebuah toko di Indonesia yang diunggah di media sosial pada Senin, 2 November 2020. Aksi seperti ini juga terjadi di sejumlah negara Muslim. Instagram/@Infolahatlive
material-symbols:fullscreenPerbesar
Foto tulisan boikot yang dipasang pada produk-produk buatan perusahaan dari Prancis di sebuah toko di Indonesia yang diunggah di media sosial pada Senin, 2 November 2020. Aksi seperti ini juga terjadi di sejumlah negara Muslim. Instagram/@Infolahatlive

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Marketing Director PT Indomarco Prismatama (Indomaret) Wiwiek Yusuf menanggapi sweeping sejumlah organisasi massa atau ormas di minimarket milik perusahaan baru-baru ini. Wiwiek mengatakan perseroan akan mengikuti arahan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Mereka mewakili retailer terus berkomunikasi dan berkoordinasi dng pejabat terkait  dan pihak kepolisian,” kata Wiwiek saat dihubungi pada Kamis, 5 November 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wiwiek menyebut, manajemen juga akan bertindak sesuai dengan kondisi masing-masing gerai. “Itu sangat situasional,” ucapnya.

Sweeping belakangan marak dilakukan lantaran sejumlah umat Islam sebelumnya keberatan dengan ungkapan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait insiden karikatur Nabi Muhammad SAW. Peristiwa tersebut bermula saat seorang guru tewas dipenggal lantaran menunjukkan karikatur Nabi Muhammad dalam sebuah kelas.  

Dalam pernyataannya, Macron justru mendukung publikasi kartun Nabi Muhammad itu setelah peristiwa pemenggalan terjadi. Sikap Macron menimbulkan munculnya gelombang protes, terutama di negara-negara dengan penduduk muslim terbesar.

Terkait insiden tersebut, Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey beranggapan bahwa pernyataan Macron memang  tidak sejalan dengan nilai kesakralan dan simbol agama. Persoalan itu pun harus segera dihentikan.

Namun, dia mengatakan sweeping yang merugikan masyarakat untuk menanggapi sikap Macron semestinya tak perlu dilakukan.  “Enggak ada hubungannya (antara sentimen terhadap Prancis) dengan sisi perdagangan,” katanya.

Menurut Roy, keputusan untuk membeli produk-produk yang dijual di gerai-gerai minimarket berada di tangan masing-masing konsumen. Karena itu, ia memandang ormas semestinya tidak mengintervensi sikap konsumen.

Selanjutnya, terkait hubungan perdagangan antara Indonesia-Prancis yang telah berjalan dengan baik, Roy  berharap ada mekanisme yang diatur agar sistem ini tetap dapat berjalan wajar dan normal. Roy menyebut, asosiasinya akan menghormati keputusan konsumen untuk tidak membeli atau tetap membeli produk-produk Prancis.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | LARISSA HUDA

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus