Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di akhir 2024. Level penguatan berada di rentang Rp 15.500 sampai Rp 16.000 per dolar AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ibrahim mengatakan rupiah tersebut dikarenakan kondisi perekonomian global yang membaik, terutama di Amerika Serikat, Eropa, dan Inggris. Yang kemudian membuat bank sentral menurunkan suku bunga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Bisa saja penurunan suku bunga ini akan dua kali dalam tahun ini," kata Ibrahim dalam keterangannya pada Selasa, 9 Juli 2024. Menurut dia, kecuali Bank Swiss yang diprediksi menurunkan suku bunga empat kali dalam tahun 2024.
Dia menjelaskan penurunan suku bunga ini akan membuat dolar AS akan kembali mengalami pelemahan yang cukup signifikan. Di sisi lain, kata dia, terpilihnya Presiden Iran yang pro kelompok reformis membuat ketegangan di Timur Tengah akan mereda.
"Dan perundingan gencatan senjata di semester kedua, kemungkinan besar akan tercapai," ucap dia, dalam pesan suara di aplikasi perpesanan itu.
Dia mencontohkan telah ada desakan dari rakyat untuk dilakukan perdamaian antara Israel dan Palestina, terutama di Jalur Gaza. Hal itu, membuat ketegangan geopolitik mengalami penurunan cukup drastis. Sehingga hal itu bisa membawa kondisi ekonomi global mengalami perbaikan.
Ia menjelaskan International Monetary Fund (IMF) atau Bank Dunia telah memberikan pernyataan bahwa pertumbuhan ekonomi global kemungkinan besar berada di angka 3,2 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya 3,1 persen. "Nah ini membuat ekonomi global kemungkinan sedikit lebih baik," ucap dia.
Di sisi lain, kata dia, secara internal, ekonomi Indonesia masih cukup baik. Misalnya, saat rupiah terus mengalami pelemahan cukup signifikan di atas Rp16 ribu per dolar AS, kata dia, cadangan devisa Indonesia masih cukup baik.
"Apalagi prediksi dari berbagai para ekonom, pemerintah, dan Bank Indonesia bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua kemungkinan besar di atas 5 persen," katanya.
Selanjutnya baca: Pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil
Dia menuturkan seandainya pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih stabil di angka 5 persen, kemudian di kuartal ketiga dan keempat masih di atas 5 persen maka optimistis bahwa rupiah di akhir tahun ini akan berkutat di Rp15.500-16.000.
Menyusul rencana Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga di semester kedua sekitar 50 basis poin. Sehingga rupiah disebut berpeluang kuat di akhir tahun ini. "Ini yang akan membuat rupiah digdaya di akhir semester kedua ini," tutur dia.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan nilai tukar rupiah pada semester II 2024 berada pada rentang Rp16.000 hingga Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (dolar AS). Untuk proyeksi 2024 secara keseluruhan, Sri Mulyani memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada level Rp15.900 hingga Rp16.100.
"Nilai tukar rupiah semester II kami perkirakan bergerak di Rp16.000 hingga Rp16.200, sehingga keseluruhan tahun ada di Rp15.900 hingga Rp16.100, di atas dari asumsi makro di APBN yang ada berada di Rp15.000 per dolar AS," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (Banggar DPR RI) di Senayan pada Senin, 8 Juli 2024.
IHSAN RELIUBUN | ANNISA FEBIOLA