Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. berencana membangun 3-4 marina baru di sisi barat dengan nilai investasi Rp 2,5 triliun. Melalu proyek ini, Ancol akan fokus mengembangkan bisnis wisata bahari dengan target omzet naik berkali-kali lipat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komisaris Utama Ancol Thomas Trikasih Lembong meyakini proyek tersebut mampu menaikkan omzet perusahaan dua hingga tiga kali lipat dalam waktu sepuluh tahun setelah pembangunannya rampung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Itu minimum, tapi dalam waktu kurang dari 20-30 tahun, bisa naik lima sampai enam kali lipat," kata dia saat wawancara dengan Tempo, Jumat, 12 Agustus 2022.
Thomas mencatat capaian omzet badan usaha milik daerah tersebut baru mampu menyentuh Rp 1,4 triliun per tahun. Itu pun omzet yang didapatkan saat kondisi normal atau tidak ada gangguan pandemi Covid-19. Selama pagebluk, omzet Ancol melorot. Pada saat yang sama, Ancol kudu menanggung utang setara dengan omzetnya pada masa normal, yakni 1,4 triliun.
Karena itu, manajemen Ancol berupaya untuk berbenah mengembangkan bisnis-bisnis yang memilik skala ekonomi luas dan dampaknya besar bagi kas keuangan negara. Salah satu potensinya adalah wisata bahari. Thomas menghitung, dari sekitar empat dermaga baru yang akan beroperasi, pelabuhan marina di Ibu Kota bakal mampu menampung 470 yacht atau kapal pesiar.
"Akan diperluas terus, dikembangkan terus, jadi marina ini sama seperti di Pondok Indal Mal 1, disusul 2, 3 atau Mal Kelapa Gading 1, 2, 3," ucap dia.
Thomas menjelaskan, bisnis wisata bahari ini bisa mendongkrak pendapatan Ancol karena potensi pasarnya besar. Selain negara-negara kawasan seperti Australia hingga Singapura yang memiliki budaya berlayar dengan kapal layar atau kapal-kapal pesiar super mewah, kalangan menengah atas dalam negeri pun tengah menggandrungi wisata itu.
"Jangka pendek sudah pasti keinganan dalam negeri mendominasi. Makin banyak orang mulai menuju ke sana, pengusaha sukses, sudah punya rumah gede, punya apartemen, vila di Bali sudah punya, punya sampai 4 mobil mewah terus apa? ya beli kapal lah," ujarnya.
Marina baru ini, Thomas melanjutkan, tidak hanya dijadikan tempat bersendarnya kapal-kapal pesiar, tapi juga akan dilengkapi dengan bengkel kapal. Bengkel kapal menjadi aset yang menarik untuk menghidupkan marina. Sebab, kata dia, perawatan kapal akan lebih rutin dilakukan ketimbang alat transportasi darat.
"Jadi jangka pendek permintaan untuk dermaga dan bengkel kapal, servis kapal dalam negeri jangka panjang saya sangat-sangat yakin sekali ini akan menjadi kegiatan populer bagi wisman asing juga," kata Thomas.
Rencananya, marina yang desainnya sudah dibuatkan oleh konsultan proyek marina asal London ini akan terintegrasi langsung dengan moda raya terpadu (MRT). MRT saat ini tengah memperpanjang jalurnya dari Thamrin hingga Ancol Barat. Dengan integrasi angkutan umum, marina akan semakin mudah diakses.
"Itu akan sampai ke Ancol Timur, stadion dan harusnya sampai ke Tanjung Priok dan kan dibangun juga LRT dari Kelapa Gading ke Stadion. Semoga bisa masuk ke Ancol Timur," ucap Thomas.
Baca juga: Terpopuler Bisnis: Klaim Dampak Ekonomi IKN ke Warga Lokal, Stok Beras 2 Tahun Sebelum Ekspor
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini