Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Aptindo: Ekspor Industri Terigu dan Turunannya Capai Rp 8,7 T

Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia mencatat ekspor industri terigu nasional dan aneka produk turunannya US$ 623,8 juta atau Rp 8,7 triliun.

28 November 2019 | 01.57 WIB

Direktur PT Indofood Sukses Makmur, Franciscus Welirang, tercatat sebagai pemegang saham perusahaan offshore bernama Azzorine Limited. Nama Fransiscus tak langsung tercatat sebagai klien Mossack Fonseca, karena terafiliasi lewat BOS Trust Company (Jersey) Ltd, yang menjadi klien sejak 2013. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Perbesar
Direktur PT Indofood Sukses Makmur, Franciscus Welirang, tercatat sebagai pemegang saham perusahaan offshore bernama Azzorine Limited. Nama Fransiscus tak langsung tercatat sebagai klien Mossack Fonseca, karena terafiliasi lewat BOS Trust Company (Jersey) Ltd, yang menjadi klien sejak 2013. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) mencatat ekspor industri terigu nasional dan aneka produk turunannya mencapai US$ 623,8 juta atau Rp 8,7 triliun hingga September 2019.

Ketua Umum Aptindo Franciscus Welirang menyebutkan kontribusi terbesar dari ekspor tersebut berasal dari produk turunan tepung terigu yang mencapai US$ 558,17 juta atau sekitar Rp 7,8 triliun.

"Nilai ekspor seluruh produk turunan secara nasional senilai Rp 7,8 triliun. Terigu ini menjadi agen yang menarik juga produk-produk pertanian lainnya, seperti telur, dan terbanyak minyak kelapa sawit," kata Franky Welirang, sapaan akrabnya, saat ditemui di PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari, Jakarta Utara, Rabu, 27 November 2019.

Franky yang juga Direktur PT Indofood Sukses Makmur tersebut menjelaskan tujuan ekspor utama untuk produk turunan tepung terigu, yakni Cina, Malaysia, Filipina, Myanmar, Vietnam, Australia, Thailand, Amerika Serikat, Timor Leste, Hong Kong dan Singapura.

Setelah produk turunan, kontribusi ekspor terbesar kedua adalah "by product" atau dedak gandum, yang sampai September 2019 ini sudah mencapai 267.848 ton dengan nilai US$ 50,8 juta atau setara sekitar Rp 711 miliar.

Produk akhir dari dedak gandum ini antara lain berupa pellet, pollar, dan bran, yang merupakan pakan ternak. Filipina, Vietnam, Thailand dan Korea Selatan menjadi tujuan utama ekspor dedak gandum.

Sementara itu, volume ekspor tepung terigu nasional mencapai 34.759 metrik ton dengan nilai US$ 14,8 juta atau sekitar Rp207 miliar.

Tujuan utama ekspor terigu nasional, yakni Papua Nugini, Timor Leste, Vietnam dan Singapura.

"Dari total volume ekspor secara nasional tersebut, Bogasari berkontribusi sebesar 230.162 ton atau senilai Rp 763,6 milliar. Produk Bogasari yang diekspor tersebut adalah tepung terigu, pasta dan by product," kata Franky.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus