Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Lepas Landas di Segmen Low-Cost Carrier

Maskapai penerbangan baru mulai kembali giat mengembangkan pasar seiring melonggarnya aturan perjalanan udara. Sejumlah nama akan berfokus menggarap segmen penerbangan berbiaya murah.

 

22 Maret 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Beberapa nama maskapai penerbangan baru akan meramaikan industri penerbangan.

  • Maskapai penerbangan baru memilih berfokus menggarap segmen penerbangan berbiaya murah atau low-cost carrier.

  • Segmen low-cost carrier dinilai bakal mendominasi industri penerbangan di masa depan.

JAKARTA Maskapai penerbangan baru mulai giat mengembangkan pasar seiring melonggarnya aturan perjalanan udara. Direktur Utama Super Air Jet, Ari Azhari, membenarkan bahwa industri penerbangan kembali menggeliat, sehingga menjadi momentum tepat untuk ekspansi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak terbang perdana dari Jakarta menuju Medan dan Batam pada pertengahan 2021, kini Super Air Jet sudah beroperasi di 14 rute. “Banyak penumpang di Indonesia yang ingin mencari tampilan baru, warna baru, bentuk layanan baru,” ucap Ari kepada Tempo, kemarin, 21 Maret.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa rute terbaru perusahaan, Ari menjelaskan, baru diaktifkan sejak akhir bulan lalu. Misalnya rute Jakarta–Balikpapan, Jakarta–Lampung, dan Jakarta–Jambi. Dia memastikan jumlah rute Super Air Jet masih akan bertambah hingga akhir 2022. Rute Jakarta–Kualanamu bisa dilayani hingga tujuh kali penerbangan per hari oleh maskapai ini, sementara di rute lainnya berkisar 1-4 flight per hari. “Sekarang penerbangan ke Sumatera menjadi salah satu yang utama,” tutur dia.

Dengan pesawat Airbus 320-200 berkapasitas 180 kursi kelas ekonomi, maskapai yang digadang-gadang terafiliasi dengan Grup Lion Air milik Rusdi Kirana itu berfokus di segmen penerbangan berbiaya murah (low-cost carrier/LCC). Meski begitu, Super Air Jet pun mulai diminati penumpang kalangan korporat atau yang bepergian dengan tujuan bisnis.

Pramugari memperagakan alat keselamatan penerbangan dalam pesawat maskapai Super Air Jet di Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat, 4 Desember 2021. TEMPO/Nita Dian

Maskapai penerbangan lain yang mulai membidik segmen LCC adalah PT TransNusa Aviation Mandiri atau TransNusa. Pada September 2020, maskapai yang berfokus melayani penerbangan di wilayah Nusa Tenggara ini sempat dibekukan akibat minimnya jumlah penumpang dampak dari pembatasan mobilitas. Kini mereka mantap menggarap segmen penerbangan berbiaya murah.

Direktur Utama TransNusa Bayu Sutanto mengatakan tingkat permintaan segmen layanan penuh (full service) terus tergerus akibat pandemi. Segmen yang biasanya didominasi aparatur sipil negara dan karyawan korporasi itu sepi karena minimnya perjalanan dinas. “Perubahan (TransNusa) ke segmen LCC karena kami melihat ke depannya akan lebih banyak mendominasi,” ujar Bayu, 10 Februari lalu.

Setelah beroperasi kembali, TransNusa akan menggencarkan layanan ke rute domestik selain wilayah Indonesia timur, terutama destinasi pelancongan, seperti Bali dan Yogyakarta. Perusahaan juga bakal memakai pesawat jet berlorong tunggal dan jet regional. Sebelumnya, TransNusa lebih banyak mengoperasikan pesawat terbang bermesin baling-baling untuk jarak pendek, seperti ATR–72. Rencananya, TransNusa kembali mengudara pada Agustus 2022. Saat ini manajemen masih menggelar uji coba atau proving flight.

Di luar maskapai penerbangan swasta, maskapai penerbangan carter milik PT Pertamina (Persero), Pelita Air Service, juga akan kembali masuk ke bisnis penerbangan berjadwal. Pada era 2000-an, Pelita Air sempat menggarap segmen ini dengan meluncurkan layanan Pelita AirVenture. Namun lini bisnis tersebut hanya mampu bertahan hingga 2005 karena ketatnya persaingan. 

Pesawat Pelita Air . Dok Tempo/Panca Syurkani

Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara, Arya Sinulingga, memastikan penggodokan rencana Pelita Air Service masuk ke segmen penerbangan berjadwal masih berjalan. “Konsepnya sama, tetap didorong agar bisa masuk bisnis penumpang. Masih diproses,” kata Arya, kemarin. Sebelumnya, Pelita Air sempat digadang-gadang dijadikan maskapai nasional apabila agenda restrukturisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk gagal.

Saat ini, selain mengelola penerbangan tak berjadwal, Pelita Air mengelola bandara sendiri di Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Pelita Air Service pun dikabarkan sudah memesan sejumlah pesawat Airbus 320 untuk penerbangan komersial. Maskapai yang jasanya juga dipakai untuk transportasi medis dan hujan buatan itu pun sedang mengurus izin penerbangan air operator certificate (AOC) di Kementerian Perhubungan. Namun, hingga berita ini ditulis, pertanyaan Tempo ihwal proses pengurusan administrasi Pelita Air Service belum direspons pejabat Kementerian Perhubungan.

Direktur Arista Indonesia Aviation Center, Arista Atmadjati, mengatakan maskapai penerbangan anyar bisa terus bermunculan seiring pemulihan bisnis aviasi. Berbeda dengan investor di segmen carter yang masih ragu-ragu, bisnis segmen penumpang berjadwal mulai menjanjikan. “Maskapai baru cocok menggantikan beberapa nama yang sudah bangkrut, dan muncul sesuai dengan pertumbuhan market tentunya.”

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebutkan maskapai penerbangan yang ada saat ini akan terus berinovasi untuk menarik minat penumpang. Namun persaingan di industri penerbangan selalu terbuka untuk maskapai penerbangan baru. “Loyalitas pasar masing-masing tentu penting, tapi persaingan akan selalu menarik.”

FRANSISCA CHRISTY ROSANA | JONIANSYAH HARDJONO (TANGERANG) | YOHANES PASKALIS

Baca Juga:

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus