Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Implementasi BTS belum didukung oleh peraturan dan sosialisasi yang memadai oleh pemerintah daerah.
Jumlah penumpang bus BTS belum naik signifikan.
Beberapa pemerintah daerah akan mengambil alih pengelolaan bus BTS.
JAKARTA – Undangan untuk bergabung dengan program buy the service (BTS) atau angkutan kota bersubsidi kepada para operator transportasi belum sepenuhnya bersambut. Direktur Utama PT Anindya Mitra Internasional (AMI), Dyah Puspitasari, mengatakan implementasi BTS belum didukung oleh peraturan dan sosialisasi yang memadai dari pemerintah daerah. Kondisi ini mempengaruhi minat operator untuk bergabung menjadi operator bus BTS.
“Misi program itu sepertinya untuk membuka trayek baru sehingga perlu waktu untuk sosialisasi dan penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat,” kata Dyah kepada Tempo, kemarin.
Di Yogyakarta, PT AMI dikenal sebagai pengelola bus Trans Jogja yang disubsidi oleh pemerintah provinsi tersebut. Selain Trans Jogja versi AMI, Dyah mengatakan ada sebagian bus Trans Jogja yang disubsidi dengan BTS dan bergerak di bawah pengelolaan PT Jogja Tugu Trans. Berbeda dengan armada Trans Jogja AMI yang masih melayani pembayaran tunai, bus Trans Jogja BTS mewajibkan skema pembayaran berbasis elektronik. “Banyak yang belum familier sehingga peminat BTS masih kurang (dibanding Trans Jogja biasa).”
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Jawa Timur, Firmansyah Mustafa, mengakui jumlah penumpang bus BTS di daerahnya belum naik signifikan. Alih-alih karena armada yang minim, dia menduga program ini belum disokong promosi yang memadai. Sejauh ini, pemerintah hanya mengenalkan transportasi umum lewat siswa sekolah, misalnya subsidi tarif pelajar, belum gencar di kalangan penumpang lainnya.
“Selain siswa, seharusnya aparatur sipil bisa menunjukkan bahwa transportasi umum memang nyaman. Kalau ASN tidak mulai duluan, kami yakin jumlah penumpangnya begitu-begitu saja,” ucap Firman.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo