Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengatakan daerah rentan rawan pangan turun tahun ini. Berdasarkan Peta Kerentanan dan Ketahanan Pangan atau Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA), kabupaten dan kota rentan rawan pangan menurun dari 74 kab/kota pada 2022 menjadi 68 kab/kota pada 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Menurunnya daerah rentan rawan pangan merupakan indikasi yang positif terkait ketahanan pangan di tengah ancaman krisis pangan," kata Plt. Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy lewat keterangan tertulis pada Kamis, 7 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia mengatakan penurunan daerah rentan rawan pangan harus terus didorong. Bapanas menyatakan akan memperkuat antara pemerintah pusat dan daerah untuk menggenjot program ketahanan pangan.
Sarwo berujar, sinergi adalah kunci utama menyelesaikan tantangan pangan dan gizi yang memerlukan komitmen semua elemen untuk bersinergi bersama. Karena itu, ujarnya, apresiasi kepada Dinas Pangan seluruh provinsi dan kabupaten/kota yang terus mengawal penguatan ketahanan pangan di daerah yang tentunya mendukung ketahanan pangan nasional.
Sarwo juga mengingatkan bahwa menjelang momentum Natal dan Tahun Baru 2024 (Nataru), upaya stabilisasi pangan harus menjadi perhatian bersama. Menurutnya, neraca pangan daerah sangat strategis sebagai dasar pengambilan kebijakan dan intervensi di daerah.
Bapanas pun menggenjot berbagai intervensi stabilisasi harga dan pasokan pangan. Hingga 2 Desember 2023, Bapanas bersama dinas pangan daerah melaksanakan Gerakan Pangan Murah secara serentak di 1.583 titik yang tersebar di 585 titik pada 35 provinsi dan 998 titik pada 317 kab/kota seluruh Indonesia dan penyaluran beras Bulog lebih dari 1.006 ribu ton dari target 1.085 ribu ton di tahun 2023.
Ia mengatakan pihaknya juga telah melaksanakan Fasilitas Distribusi Pangan (FDP) untuk mendistribusikan pangan dari daerah surplus ke daerah defisit. Ditambah penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah melalui Perum Bulog dan BUMN Pangan untuk komoditas beras, daging ayam, dan telur bagi kelompok penerima manfaat (KPM) dan keluarga rawan stunting (KRS).
Selain itu, pada aspek pengendalian kerawanan pangan, Bapanas mengaku telah mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrim di wilayah rentan rawan pangan. Hal itu dilakukan melalui intervensi pengendalian kerawanan pangan yang dilaksanakan secara piloting di 8 provinsi.
Ia menuturkan edukasi konsumsi pangan B2SA juga konsisten dilakukan melalui berbagai gerakan. Di antaranya dengan pembagian 1.000 pisang dan jus sayuran di beberapa wilayah untuk meningkatkan angka konsumsi sayur dan buah yang saat ini masih tergolong rendah berdasarkan Skor Pola Pangan Harapan (PPH).
Tidak hanya berfokus pada aspek konsumsi pangan saja, dia mengatakan Bapanas juga mengedepankan aspek keamanan pangan. Karena itu, Bapanas meluncurkan 10 unit mobil laboratorium keliling pengawasan keamanan pangan untuk memperkuat pengawasan keamanan pangan segar di peredaran. Mobil tersebut dilengkapi dengan peralatan pengujian serta promosi keamanan dan mutu pangan segar.