Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia melaporkan posisi utang luar negeri Indonesia pada triwulan pertama 2025 mencapai 430,4 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 7.144,6 triliun. Angka ini naik 6,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Porsi utang luar negeri pemerintah pada periode tersebut sebesar 206,9 miliar dolar Amerika Serikat atau tumbuh 7,6 persen secara year on year. Angka utang luar negeri pemerintah ini naik 3,3 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Utang luar negeri pemerintah dimanfaatkan untuk membiayai berbagai sektor strategis. Porsi terbesar digunakan untuk jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 22,4 persen, disusul administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 18,5 persen. Sektor pendidikan, konstruksi, serta transportasi dan pergudangan juga mendapat bagian.
Hampir seluruh utang pemerintah sebesar 99,9 persennya berbentuk utang jangka panjang. “Posisi utang luar negeri pemerintah tersebut tetap terjaga karena didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total utang luar negeri pemerintah,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso.
Sementara porsi utang luar negeri sektor swasta masih dalam tren kontraksi. Total utang luar negeri swasta per akhir triwulan I 2025 tercatat sebesar 195,5 miliar dolar Amerika Serikat atau tumbuh tipis 1,2 persen secara tahunan. Angka ini lebih rendah dibandingkan kontraksi 1,6 persen pada akhir 2024.
Penyusutan utang luar negeri sektor swasta terutama terjadi pada sektor nonlembaga keuangan, yang mencatat kontraksi 0,9 persen, meski ini lebih kecil dibanding triwulan sebelumnya yang menyusut 1,7 persen.
Empat sektor menjadi penopang utama utang luar negersi swasta di antaranya untuk industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan dan penggalian. Keempatnya menyumbang 79,6 persen dari total utang luar negeri swasta. Sama seperti pemerintah, utang luar negeri swasta juga mayoritas jangka panjang dengan porsi 76,4 persen.
Menurut laporan Antara, Bank Indonesia memastikan struktur utang Indonesia masih dalam batas aman. Rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat 30,6 persen dengan 84,7 persen di antaranya berupa utang jangka panjang. Pemerintah dan Bank Indonesia menyatakan akan terus memperkuat koordinasi dan pengawasan terhadap utang luar negeri. Peran utang luar negeri akan terus dioptimalkan untuk menopang pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, sambil meminimalkan risiko terhadap stabilitas
Adil Al Hasan berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Mendorong Ekosistem Pendidikan Kreatif Berbasis AI