Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut masa kritis realisasi investasi akibat dampak Covid-19 sudah lewat.
"Masa kritis realisasi investasi kita di 2020 pada era pandemi Covid-19 itu sudah terlewatkan, kritis kita itu di kuartal ke-2 di mana realisasi investasi kita hanya Rp 190 triliun," ujar Bahlil dalam konferensi pers daring, Jumat, 23 Oktober 2020.
Pernyataan Bahlil tersebut menyusul realisasi investasi yang meningkat pada kuartal III 2020 apabila dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada triwulan III, realisasi investasi di Tanah Air mencapai Rp 209 triliun. "Capaian ini sudah mencapai kurang lebih sekitar 74,8 persen dari target," ujar dia.
Dengan angka tersebut, secara kuartal ke kuartal, realisasi investasi naik 8,9 persen. Sementara, apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, capaian kuartal III 2020 naik 1,6 persen.
Apabila dirinci, realisasi Rp 209 triliun tersebut terdiri atas penanaman modal asing Rp 106,1 triliun dan penanaman modal dalam negeri Rp 102,9 triliun. Sehingga, kalau dipersenkan angkanya menjadi 50,8 persen PMA dan 49,2 persen PMDN.
Bila dilihat berdasarkan sebaran wilayahnya, realisasi investasi di pulau Jawa adalah Rp 98,6 triliun atau 47,2 persen dari total investasi. Sementara, Rp 110,4 triliun atau 52,8 persen berlokasi di luar Jawa.
Bahlil mengklaim dengan realisasi investasi Rp 209 triliun itu, tenaga kerja yang terserap mencapai 295.387 orang dari 45.726 proyek investasi. Ia mengatakan pemerintah terus mendorong agar realisasi investasi bisa menggunakan banyak tenaga kerja.
"Jadi sekali pun mereka punya peralatan ada, tapi kami katakan kepada teman-teman investor ini di era pandemi kita butuh lapangan pekerjaan yang cukup," kata Bahlil.
CAESAR AKBAR
Baca juga: Realisasi Investasi Rp 209 T, BKPM: Sudah 74,8 Persen dari Target Tahun 2020
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini