Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Pertamina (persero) Elia Massa Manik menilai masyarakat terlalu dini membandingkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) PT Vivo Energy Indonesia dengan SPBU Pertamina. Salah satu alasannya adalah jumlah outlet kedua pihak yang berbeda jauh.
"Vivo baru satu SPBU, jangan ditanya-tanya dulu. Nanti, kalau sudah 50 SPBU, baru kita ngobrol," kata Massa saat memaparkan capaian kinerja pihaknya hingga kuartal ketiga 2017 di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Kamis, 2 November 2017.
Jangkauan ekspansi Pertamina pun disebut jauh lebih luas. Bila SPBU Vivo baru tunggal berdiri di kawasan Cilangkap, Jakarta Timur, SPBU Pertamina sudah memiliki 6.300 unit SPBU di seluruh Indoneisa, termasuk di pelosok.
Pertamina pun tak merisaukan langkah SPBU VIVO yang menjual BBM setara Premium berkadar RON 89 dengan harga yang lebih miring.
"Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) kan diubah juga menjadi SPBU (Pertamina). Kalau dibanding satu ini, ya, tidak sebanding-lah," kata Direktur Pemasaran Pertamina Muchammad Iskandar dalam jumpa pers yang sama.
SPBU Vivo baru diresmikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan pada pekan lalu. Tiga produk yang disediakan SPBU Vivo adalah Revvo 92 dengan harga Rp 8.250 per liter, Revvo 90 seharga Rp 7.500 per liter, dan Revvo 89 dengan harga Rp 6.100 per liter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini