Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bos Ramayana Tahan Ekspansi karena Daya Beli Masih Lemah, Pendapatan Turun

Hingga April 2025, Direktur Utama Ramayana mengatakan penjualan Ramayana turun tipis dija dibandingkan penjualan tahun lalu. Lagi-lagi, turunnya penjualan ini karena lemahnya daya beli masyarakat.

17 Mei 2025 | 11.09 WIB

Gerai Ramayana di Jalan Malioboro sudah mulai beroperasi secara terbatas seusai Lebaran 2020. Namun kunjungan masih sangat sepi. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Perbesar
Gerai Ramayana di Jalan Malioboro sudah mulai beroperasi secara terbatas seusai Lebaran 2020. Namun kunjungan masih sangat sepi. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), Andreas Lesmana, menyampaikan sektor ritel masih menghadapi berbagai tantangan sepanjang 2025. Ia menyebutkan bahwa lemahnya daya beli serta pendapatan kelompok kelas menengah ke bawah memberikan dampak signifikan terhadap kinerja perusahaan. “Sektor ritel masih menghadapi tantangan di tahun 2025,” ujar Andreas dalam paparan publik yang disampaikan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dikutip Sabtu, 17 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Menurutnya, hingga Maret 2025, penjualan sempat meningkat seiring dengan momentum Lebaran Idul Fitri, yang biasanya berkontribusi hingga 30 persen terhadap target penjualan tahunan. Namun, setelah periode tersebut, tren penjualan kembali melemah. Ia mencatat, penjualan selama 30 hari Lebaran tahun ini cenderung stagnan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Memasuki April 2025, penjualan Ramayana mengalami penurunan tipis dibandingkan tahun sebelumnya. Andreas kembali menegaskan kondisi ini dipicu masih lemahnya daya beli masyarakat. Meski demikian, perusahaan tetap menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar lima persen tahun ini, dengan proyeksi total penjualan yang setara dengan tahun lalu.

Andreas juga mengungkapkan Ramayana belum memiliki rencana ekspansi gerai dalam waktu dekat. Saat ini, hanya sekitar 50 persen gerai Ramayana yang dikelola sendiri, sementara sisanya merupakan gerai sewa.

Hingga Maret 2025, Ramayana baru membuka satu gerai baru di Palu, Sulawesi Tengah. Menurut Andreas, perusahaan masih menunggu momentum yang tepat untuk membuka gerai tambahan maupun mengaktifkan kembali gerai-gerai yang sempat ditutup sementara.

Ia menambahkan, penjualan tahun ini diperkirakan tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, seiring dengan kondisi daya beli masyarakat yang masih lesu. “Kami akan terus memantau perkembangan kondisi perekonomian di Indonesia,” ujarnya.

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus