Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bos Tokopedia Blak-blakan soal Permasalahan Predatory Pricing di E-Commerce

Presiden Tokopedia Melissa Siska Juminto buka suara soal permasalahan predatory pricing atau jual rugi di e-commerce.

3 April 2024 | 15.18 WIB

Tiktok Tokopedia. TEMPO
material-symbols:fullscreenPerbesar
Tiktok Tokopedia. TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Tokopedia Melissa Siska Juminto buka suara soal permasalahan predatory pricing atau jual rugi di e-commerce. Menurut dia, persoalan utama praktik predatory pricing bukan pada e-commerce melainkan pada rantai pasoknya (supply chain).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Walaupun kami takedown (turunkan) produknya, sebenarnya penjual-penjual ini ada juga di luaran, di offline (pedagang pasar). Jadi sebenarnya e-commerce hanya salah satu kanal," kata Melissa saat diskusi media di kantor Tokopedia, Jakarta Selatan pada Rabu, 3 April 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena itu, Melissa menilai perlu ada kolaborasi antara pihak pengusaha, bea cukai, dan kementerian terkait untuk memecahkan masalah predatory pricing di Tanah Air. Ihwal produk yang dijual dengan harga sangat murah di platform TikTok Shop, yang kini berganti nama jadi Shop Tokopedia, Melissa mengatakan produk tersebut biasanya berupa promo. 

Ia mengatakan promo memang kerap dilakukan Tokopedia untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menangah (UMKM). "Tapi kami enggak jor-joran juga karena setiap bisnis rasional lah ya, dengan ekonomi seperti ini, Sustainability (keberlanjutan) tetap nomor satu," tutur Melissa.

Seperti diketahui, TikTok telah berkongsi dengan Tokopedia dan mengintegrasikan sistem belanja dalam platform media sosial tersebut. Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berpesan pada Tokopedia untuk menjaga persaingan bisnis yang bisnis. 

"Jangan sampai ada lagi praktik predatory pricing karena itu akan memukul UMKM," kata Teten saat ditemui di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat pada Selasa, 28 November 2023. 

Teten mengatakan perusahaan harus menghormati pengembangan ekonomi nasional yang tengah diupayakan oleh pemerintah. Ia menekankan pemerintah ingin pelaku industri ekonomi digital mulai menerapkan bisnis model yang berkelanjutan.

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus