Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai mengosongkan flood storage atau tampungan banjir yang ada di 205 bendungan di Indonesia. Total, ada kapasitas air mencapai 4,7 miliar meter kubik yang dikeluarkan dari bendungan ini untuk menghadapi fenomena La Nina.
"Sekarang itu saya kosongin semua," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rapat koordinasi nasional virtual Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jumat, 29 Oktober 2021.
Dalam sebuah bendungan, ada kapasitas penampungan secara keseluruhan. Tapi, bagian yang dikosongkan hanya di sisi atas yaitu pada flood storage tersebut. Kegiatan ini contohnya sudah dilakukan di Bendungan Jatiluhur (Jawa Barat), Bendungan Bili-bili (Sulawesi Selatan), dan Bendungan Batutegi (Lampung).
Sebelumnya, peringatan dini La Nina sudah disampaikan BMKG sejak 18 Oktober 2021. Saat itu, anomali pendinginan suhu permukaan laut di Samudera Pasific ekuator telah melewati ambang batas kejadian La Nina dan terus meningkat sampai sekarang.
Sehingga, BMKG akan terjadi fenomena La Nina dengan skala lemah hingga moderat, yang akan berlangsung hingga Februari 2022. Berdasarkan skala yang sama di tahun lalu, BMKG menyebut fenomena ini akan membuat curah hujan naik 20 sampai 70 persen.
Awal tahun lalu, kata Basuki, pengosongan flood storage ini telah membantu kondisi di Kabupaten Tapin di Kalimantan Selatan. Menurut Basuki, Tapin terhindar dari banjir yang menerjang 13 kabupaten kota lain di Kalimantan Selatan, awal tahun ini.
Langkah kedua yaitu Kementerian membuka seluruh pintu pengeluaran air di 12 kolam retensi dengan total volume 6,8 juta meter kubik dan bendung gerak dengan volume 65 juta meter kubik. Kegiatan ini sudah dilakukan, contohnya di Kolam Retensi Nipa-nipa, Sulawesi Selatan.
Ketiga, Kementerian mengempiskan 12 bendung karet dengan volume 7,3 juta meter kubik. Contohnya di Bendung Karet Tirtonadi, Solo, dan Banjir Kanal Barat, Semarang, di Jawa Tengah. "Kita buang airnya, agar saat banjir masih bisa terus mengalir," kata Basuki.
Keempat, Kementerian membuka terowongan pengendali banjir atau floodway di Nanjung di Sungai Citarum dan sodetan Cisangkuy di Jawa Barat. Pembukaan ini dilakukan demi mencegah banjir di Baleendah, Kabupaten Bandung.
Kelima, Kementerian menyiapkan 162 unit pompa pengendali banjir dengan debit 263 meter kubik per detik. Uji coba operasi dan kebutuhan energi sudah disiapkan, contohnya di pompa Kali Sringin, Semarang Timur.
Terakhir, Kementerian mengantisipasi kecelakaan kerja dalam proyek pembangunan 39 bendungan yang sedang berjalan. Saat ini, ada petugas khusus yang ditempatkan untuk memantau debit air yang masuk ke sungai yang sedang dibendung. "Kami hati-hati betul agar tidak terjadi kecelakaan," kata Basuki Hadimuljono.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini