Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Chatib Basri Prediksi Ekonomi 2021 Belum Kembali seperti 2019

Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, memprediksi ekonomi Indonesia pada 2021 belum akan sepenuhnya pulih seperti 2019.

2 Desember 2020 | 17.15 WIB

Chatib Basri. REUTERS/Beawiharta
material-symbols:fullscreenPerbesar
Chatib Basri. REUTERS/Beawiharta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, memprediksi ekonomi Indonesia pada 2021 belum akan sepenuhnya pulih seperti 2019. Musababnya, sejumlah sektor masih akan dibayangi pelemahan karena protokol kesehatan masih terus dijalankan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Kecuali ada second wave, 2021 akan lebih baik. Tapi, belum kembali ke 2019,” ujar Chatib dalam webinar Katadata, Selasa, 2 Desember 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Chatib, protokol kesehatan masih dilaksanakan karena vaksinasi membutuhkan proses yang panjang. Di samping itu, distribusinya ke seluruh Indonesia memiliki tantangan yang besar. Menilik kondisi tersebut, untuk menekan penyebaran virus Corona, masyarakat pun harus melakukan antisipasi seperti saat ini yang berimbas pada kondisi ekonomi.

Chatib menjelaskan, sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun depan masih akan ditopang dari sisi domestik. Pertumbuhan didorong oleh investasi dalam negeri dan konsumsi.

Dari sisi investasi, ia memperkirakan dunia usaha belum banyak melakukan ekspansi karena kapasitas produksinya belum optimal. Selama pemerintah belum dapat menangani pandemi, protokol kesehatan terus dilakukan sehingga akan berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan dunia usaha.

Untuk mencapai break event point atau titik impas, hotel, misalnya, harus memenuhi okupansi hingga 46 persen. Sedangkan restoran 68 persen. Padahal di saat yang sama, kapasitas  pengunjung dibatasi sampai 50 persen untuk mencegah penularan Covid-19.

Jika melakukan ekspansi, perusahaan pun berisiko menjadi zombie company. “Untuk apa nambah investasi kalau yang ada, existing capacity, enggak terpakai,” katanya.

Padahal secara paralel, bila investasi naik, konsumsi juga akan terpengaruh positif. Sebaliknya, bila konsumsi naik, investasi pun akan meningkat. Chatib pun menyarankan pemerintah terus menjaga konsumsi agar pertumbuhan ekonomi tetap berlangsung.

Jump start-nya harus di stimuls fiskal,” kata Chatib.

Di sisi lain, Chatib mengatakan dunia usaha harus mulai melakukan transformasi bila ingin bertahan di masa pandemi. “Mereka yang bisa survive adalah yang bisa transformasi, seperti ke dunia digital,” tuturnya.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus