Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Citilink Indonesia yakin pendapatan kargo dan tambahan (ancillary revenue) bisa mencapai hingga US$ 50 juta pada akhir tahun ini. Rinciannya, pendapatan berasal dari target pendapatan tambahan sebanyak US$ 17 juta dan kargo mencapai US$ 32 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
VP Cargo & Ancillary Revenue Citilink, Benny Rustanto, menyatakan, target pendapatan tersebut cukup menantang di tengah kondisi global saat ini. "Kami yakin total pendapatan kargo dan ancillary tahun ini bisa mencapai US$ 50 juta atau naik hingga 11 persen dari pencapaian 2017," ujarnya, Ahad, 2 September 2018. "Melihat kondisi industri penerbangan yang sedang menghadapi tantangan dari harga bahan bakar dan fluktuasi nilai tukar rupiah target tersebut cukup challenging."
Benny menambahkan kedua sektor pendapatan itu bisa menjadi penopang total pendapatan maskapai. Anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk. tersebut tidak selalu mengejar keuntungan, melainkan memberikan pelayanan dan pengalaman terbaik kepada penumpang.
Citilink mencatat pendapatan tambahan hingga semester I tahun 2018 sudah mencapai US$ 11,5 juta. Angka itu 17,6 persen melampaui dari target yang dicanangkan sejak awal tahun.
Perusahaan ingin menggenjot lagi sektor pendapatan tambahan agar bisa melebihi target hingga 10-15 persen pada akhir tahun, atau mencapai US$ 18,7 juta hingga US$ 19,55 juta. Pendapatan tambahan tersebut berasal dari periklanan, bagasi tambahan, program seat assignment (Green Zone), suvenir, makanan dalam pesawat, lounge, dan Wi-fi.
Upaya yang dilakukan maskapai untuk mencapai target tersebut adalah pertama, membuka akses distribusi terhadap pengguna jasa agar bisa mengakses dan membayar layanan secara mudah. Kedua, melakukan inovasi layanan. Salah satu inovasi adalah memperbarui menu makanan di dalam penerbangan (in-flight) dengan menonjolkan khas Nusantara, yang dilakukan akhir pekan lalu.
Lebih jauh Benny menyebut pendapatan dari penjualan makanan tersebut sudah meningkat dari Rp 8 miliar per bulan pada 2017, menjadi Rp 10-11 miliar per bulan sepanjang semester satu tahun 2018. Animo penumpang terhadap menu khas Nusantara yang ditawarkan cukup tinggi.
Sebelumnya, Citilink juga telah menyediakan tambahan fasilitas baru bagi pengguna program seat assignment (Green Zone). Keuntungan bagi penumpang adalah mendapatkan makanan ringan, asuransi jaminan tepat waktu serta baggage delay, dan wi-fi dari mitra Citilink Indonesia di lounge yang sudah disediakan.
Menurut Benny, semakin banyak produk layanan yang ditawarkan penumpang akan tertarik untuk mendapatkannya. Ketiga, melakukan kampanye promosi di beberapa kota yang menjadi rute destinasi Citilink. Pengenalan menjadi salah satu aspek penting agar masyarakat mengetahui produk layanan tambahan maskapai.
Benny menjelaskan, dari target pendapatan kargo Citilink pada semester I tahun 2018 juga sudah melebihi target. Nilai pendapatan kargo adalah US$18 juta atau telah mencapai 56,2 persen dari target.
BISNIS