Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Ontario - Facebook bisa dikenai denda lebih dari US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 13,7 triliun oleh komisi perdagangan Amerika Serikat setelah terungkap pencurian 87 juta data penggunanya di antaranya 71 juta warga AS pengguna media sosial tersebut Cambridge Analytica.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tiga mantan pejabat komisi perdagangan Amerika (FTC) yang diwawancara The Washington Post, menyatakan Facebook bisa dianggap telah melanggar kesepakatan dengan komisi perdagangan AS tahun 2011. Kesepakatan itu di antaranya untuk melindungi kerahasiaan penggunanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pekan lalu, Facebook mengumumkan bahwa alat pencariannya digunakan Cambridge Analytica, perusahaan konsultan politik, untuk mengumpulkan data pada sebagian besar dari 2,2 miliar pengguna media sosial tersebut. Hal tersebut, kata ketiga mantan pejabat FTC itu, berpotensi memicu rekor denda dan menciptakan kerentanan hukum baru karena tidak mencegah risiko terhadap data pengguna.
David Vladeck, salah satu mantan pejabat FTC Amerika Serikat yang diwawancarai The Washington Post dan kini menjadi profesor hukum Universitas Georgetown, memperkirakan bahwa Facebook bisa kena denda sebesar US$ 1 miliar, bahkan lebih. Denda itu muncul setelah terungkapnya pencurian data penggunanya oleh Cambridge Analytica secara tidak sah.
Ketiga mantan pejabat Komisi Perdagangan Federal Amerika itu mengatakan Facebook kemungkinan bisa dinilai telah melanggar ketentuan kesepakatan yang mengharuskan perusahaan media sosial itu melakukan program privasi. Walaupun hal tersebut dibantah berulang kali oleh Facebook.
Lebih jauh, David menyebutkan kesepakatan dengan komisi perdagangan Amerika mengharuskan Facebook mengidentifikasi dan mengatasi ancaman yang muncul terhadap privasi pengguna. David saat kesepakatan disusun dan ditandatangani oleh Facebook menjadi kepala biro perlindungan konsumen FTC. "Itu berarti Facebook diminta untuk membatasi pemanfaatan data pengguna dan mencegah orang luar mendapatkan akses yang tidak benar," kata Valdeck.
Pertaruhan Facebook dinilai sangat tinggi karena meningkatnya pengawasan politik perusahaan di pemerintah pusat Washington DC, di mana Mark Elliot Zuckerberg CEO Facebook diharapkan bersaksi di depan komite kongres Senin ini, tambah Vladeck.
Ketika dikonfirmasi, Facebook menolak memberikan komentar tentang kemungkinan pengumpulan data pengguna oleh penjahat bisa melanggar kesepakatannya FTC tersebut. Pejabat Facebook telah berulang kali membantah bahwa pembagian data pengguna dengan Cambridge Analytica melanggar kesepakatan dengan komisi perdagangan AS.
ANTARA