Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Dikejar Waktu

Indonesia mengekspor bauksit ke jepang. stok di jepang berlebih maka ekspor menurun. rencananya bauksit diolah di bintan & dikirim ke proyek asahan yang 1982 pabrik aluminium akan berproduksi.(eb)

11 Maret 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DARI Kijang, pulau Bintan, ekspor bauksit Indonesia selama ini ditujukan ke Jepang. Pembelian Jepang turun-naik. Bauksit itu diolahnya menjadi alumina yang kemudian dijadikan aluminium. Jika permintaan dunia akan aluminium meningkat, ini dirasakan segar di Kijang. Tahun lalu, misalnya, Kijang mengekspor 1,2 juta ton, naik dari 940.000 ton tahun 1976. Ini berarti banyak buruh bekerja lembur, dan dayabeli di tempat pun bertambah. Tapi tahun ini, karena stok di Jepang berlebih, diduga ekspor Kijang akan turun lagi ke 1 juta ton. Uang lembur pun bisa dibayangkan akan berkurang. Bintan, dengan kondisi yang ada, sebenarnya mampu berproduksi sampai 1,5 juta ton setahun. Itu jarang tercapai karena produksinya selalu disesuaikan dengan kontrak penjualannya. Situasi demikian tampaknya akan berobah. Bauksit direncanakan akan diolah menjadi alumina di sintan sendiri. Kemudian aluminanya akan diekspor atau dikirim ke proyek Asahan, di mana tahun 1982 pabrik aluminium diharapkan sudah akan mulai berproduksi. Prioritas utama diberikan kepada Bintan untuk memenuhi keperluan pabrik Asahan itu. Maka proyek pemurnian alumina di Bintan kelihatan harus berkejaran dengan waktu. Sedikitnya diperlukan 3 tahun untuk menyelesaikan proyek itu. Pada mulanya Uni Soviet bersedia membangunnya. Kemudian ia membatalkannya, hingga pemerintah menawarkan lagi pada beberapa pihak lain yang kiranya berminat. Terakhir masuk keinginan serius dari kelompok raksasa Jerman Barat, yang dipimpin oleh Klockner Industrie-Anlagen GmbH. Minggu lalu anggota direksinya menjajagi kemungkinan partisipasinya dengan Departemen Pertambangan. Penjajagan itu, menurut sumber TEMPO, mendekati penutupan kontrak. Kelompok Klockner ini dikeahui bermaksud membawa Aluminum Co. of America (Alcoa) dalam proyek ini yang ditaksir akan menelan investasi US$ 450 juta. Jika selesai, pemurnian alumina Bintan itu akan mampu menghasilkan 600.000 ton setahun, naik dari 500.000 ton yang diperkirakan berdasar pengkajian semula. PT Aneka Tambang, atas persetujuan Departemen Pertambangan, tahun 1974 menugaskan Kaiser Engineers International Inc, suatu anak usaha Kaiser Industries Corp. di Amerika Serikat. Dasar pengkajian Kaiser itu tampaknya akan dipakai oleh kelompok Klockner. Tidak ada waktu lagi untuk pengkajian baru rupanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus