Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir kembali memberikan penjelasan ihwal harga reagen sebesar Rp 90 ribu yang disampaikannya dalam rapat bersama Komisi BUMN DPR. Reagen merupakan komponen terbesar yang membentuk harga tes usap PCR.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Honesti mengatakan bahwa Rp 90.000 ini baru harga reagen saja. "Bukan tarif layanan PCR secara keseluruhan," kata Honesti dalam keterangan resmi, Rabu, 10 November 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Honesti menjelaskan bahwa reagen merupakan salah satu komponen utama dalam tes PCR. Bentuknya berupa cairan yang digunakan untuk mendukung pengujian tes PCR swab maupun alternatif gargle PCR. "Reagen biasanya ditambahkan untuk melihat reaksi kimia, salah satunya dalam diagnosis infeksi virus Covid-19," kata dia.
Sebelumnya, rapat digelar pada Selasa, 9 November 2021. Komisi BUMN memanggil Bio Farma dan sejumlah perusahaan farmasi lain setelah harga PCR menuai polemik di masyarakat karena harganya yang dinilai terlalu tinggi
Dalam dokumen yang dipaparkan saat rapat, Honesti merinci harga publish (di luar Pajak Pertambahan Nilai atau PPN) dari reagen yang diproduksi Bio Farma yaitu Rp 90 ribu. Menurut dia, Bio Farma telah beberapa kali menurunkan harga reagen ini sejak pertama kali diproduksi pada Agustus 2020.
Saat ini, Bio Farma merupakan salah satu produsen komponen untuk tes PCR di tanah air. Mereka memproduksi reagen mBioCov-19 maupun medium tempat menyimpanan sampel peserta tes BioVTM maupun Biosaliva.
Tapi dalam pelayanan test PCR, Honesti menyebut kontribusi produk Bio Farma seperti mBioCov-19, BioVTM, atau Biosaliva hanya berkisar antara 31 sampai 34 persen dari seluruh komponen pelayanan pemeriksaan PCR. "Sedangkan komponen lainnya dil uar kendali Bio Farma," kata dia.
Honesti mengatakan harga e-katalog yang masih tayang saat ini untuk reagen adalah Rp 193 ribu termasuk PPN, yang tayang sejak Februari 2021. Sementara saat ini, Honesti menyebut sedang ada proses pengajuan harga baru menjadi Rp 89.100 termasuk PPN.
Di sisi lain, Honesti menyebut kebijakan dan penetapan tarif pemeriksaan PCR adalah kewenangan dari Kementerian Kesehatan. Dengan harga reagen Rp 90 ribu, kata dia, maka harga tarif layanan PCR di Bio Farma menjadi sekitar Rp 275 ribu. "Namun struktur harga ini bisa berbeda-beda tergantung pada masing-masing laboratorium," ujarnya.
Sebab, kata Honesti, ada ada beberapa komponen lainnya yang dapat mempengaruhi harga tersebut. Di antaranya seperti RNA kit ekstraksi, Bahan Material Habis Pakai (BMHP), Alat Pelindung Diri (APD), biaya operasional maupun layanan dari masing-masing laboratorium.
Di luar itu, Kementerian Kesehatan pun sudah menetapkan harga tertinggi tes PCR yang baru per 27 Oktober setelah adanya permintaan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Harganya Rp 275 ribu untuk Jawa Bali dan Rp 300 ribu untuk luar Jawa Bali.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.