Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Dolar Makin Perkasa, Rupiah Kian Tertekan

Rupiah melemah 49 poin menjadi Rp 13.636 per dolar Amerika Serikat.

27 Oktober 2017 | 20.19 WIB

Warga menunjukan mata uang rupiah yang baru di luncurkan oleh Presiden Joko Widodo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, 19 Desember 2016. TEMPO/Subekti
Perbesar
Warga menunjukan mata uang rupiah yang baru di luncurkan oleh Presiden Joko Widodo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, 19 Desember 2016. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada Jumat sore, 27 Oktober 2017, melemah 49 poin menjadi Rp 13.636 per dolar Amerika Serikat.

Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus, di Jakarta mengatakan spekulasi di pasar mengenai Ketua Fed berikutnya, yang memiliki figur hawkish pada suku bunga acuan Amerika (Fed Fund Rate), mendorong dolar Amerika kembali mengalami apresiasi terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.

"Dolar AS mencatat performa bagus akibat ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed," katanya.

Ia menambahkan, data produk domestik bruto (PDB) Amerika, yang akan dirilis pada akhir pekan ini dengan perkiraan tumbuh 2,6 persen, turut mendorong pergerakan dolar Amerika lebih tinggi.

Baca: Minim Sentimen Positif, Laju Rupiah Diprediksi Tertekan

Di sisi lain, dia melanjutkan, sentimen mengenai kemajuan perkembangan reformasi pajak di Amerika, yang diajukan Presiden Amerika Donald Trump, juga mendukung permintaan dolar Amerika meningkat. Kebijakan itu dipercaya dapat mendorong ekonomi Amerika tumbuh lebih baik.

Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga, menuturkan sebagian besar mata uang negara berkembang di kawasan Asia, termasuk rupiah, mengalami tekanan terhadap dolar Amerika menyusul spekulasi John Taylor yang diprediksi menjadi pemimpin The Fed berikutnya.

"John Taylor merupakan figur hawkish pada kebijakan moneter The Fed berikutnya," ujarnya.

Kendati demikian, menurut dia, makroekonomi Indonesia yang menggembirakan dapat mendukung rupiah dalam jangka panjang. Dengan demikian, depresiasi rupiah saat ini cenderung jangka pendek.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus