Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Pertamina (Persero) meresmikan 17 lembaga penyalur BBM satu harga di 15 daerah. Salah satu lembaga penyalur itu terpusat di SPBU 5683515 Lombok Tegah, Nusa Tenggara Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Selain di Lombok, peresmian BBM satu harga dilakukan di lima lokasi lain secara online di Kabupaten Musi Banyu Asin, Kabupaten Landak, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Ketapang, dan Merauke,” ujar Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur Pertamina Mulyono dalam acara peresmian BBM satu harga, Kamis, 16 September 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BBM satu harga merupakan program untuk menyeragamkan harga jual bahan bakar. Mulyono berharap penambahan lembaga penyalur bisa mendorong Pertamina untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat guna memenuhi akses BBM yang berkeadilan.
Sejauh ini, kata dia, Pertamina telah membangun 293 lembaga penyalur BBM satu harga di 112 kabupaten dan kota. Dari total 112 kabupaten tersebut, 62 di antaranya merupakan daerah terdepan, terluar, dan terpencil (3T).
Sementara itu pada 2021, Pertamina menargetkan akan mengadakan BBM satu harga di 76 lokasi. Dari target tersebut, saat ini perseroan telah merealisasikannya di 44 lokasi. Dengan demikian pada 2024, Pertamina memperkirakan BBM satu harga akan menjangkau 573 lokasi dari total 584 lokasi yang menjadi target pemerintah.
Mulyono mengimbuhkan, dengan bertambahnya penyaluran BBM satu harga, konsumsi terhadap bahan bakar meningkat. “Untuk BBUM satu harga rata-rata naiknya 141 persen tahun dengan (peningkatan) volume 0,3 persen secara nasional,” kata Mulyono.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan dalam tiga tahun hingga 2024 mendatang, Indonesia memiliki tantangan untuk membangun 80-100 stasiun BBM satu harga per tahun. Selain mengejar target perluasan BBM satu harga, Kementerian ESDM mendorong Pertamina untuk meningkatkan kualitas produksi bahan bakarnya.
“Stok harus terjaga dengan baik dan harus ditingkatkan kualitasnya ke depan. Kita punya misi agar bisa menjaga emisi. untuk itu kualitas BBM secara bertahap ditingkatkan sehingga bisa menurunkan tingkat emisi yang distandarkan,” ujar Arifin.