Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Goldman Sachs memperkirakan harga Bitcoin bisa melonjak hingga level US$ 100.000 atau sekitar Rp 1,4 miliar (asumsi kurs Rp 14.364 per dolar AS). Kenaikan harga aset kripto ini diprediksi terjadi seiring meluasnya penggunaan Bitcoin yang berpotensi menggerus pangsa pasar aset emas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Co-head of Global FX and EM Strategy Goldman Sachs, Zach Pandl, dalam laporannya yang dikutip Bloomberg pada Rabu, 5 Januari 2021, menyebutkan kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini berada di bawah US$ 700 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angka itu mencakup 20 persen dari pangsa pasar nilai penyimpanan (store of value) yang dimiliki oleh Bitcoin dan emas. Adapun, nilai penyimpanan emas yang kini tersedia untuk investasi diperkirakan mencapai US$ 2,6 triliun.
Pandi menyebutkan, dengan asumsi pangsa pasar nilai penyimpanan Bitcoin bertambah 50 persen dalam 5 tahun ke depan, harganya akan menguat hingga sedikit di atas US$ 100.000. "Dengan return per tahun sekitar 17 persen hingga 18 persen,” kata Pandl dalam laporannya.
Berdasarkan data Coinmarketcap hingga pukul 10.00 WIB hari ini, Bitcoin terpantau berada di level harga US$ 46.325 atau berkisar Rp 665,5 juta. Sepanjang tahun 2021 lalu, harga aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia itu telah melonjak hingga 60 persen.
Bitcoin pada tahun lalu juga sempat menyentuh level harga tertingginya sepanjang sejarah atau all time high di level US$ 69.000-an November. Sejak tahun 2016, harga Bitcoin telah melejit hingga lebih dari 4.700 persen.
Lebih jauh, Pandl memaparkan, konsumsi sumber daya riil pada jaringan Bitcoin akan menjadi rintangan untuk institusi yang ingin menggunakan aset ini. Namun begitu, tingkat permintaan Bitcoin diperkirakan bakal terus meningkat.
Kritik pasar terhadap emas tidak jauh berbeda dengan Bitcoin yang kerap dijuluki sebagai aset emas digital. Pasalnya, kedua aset itu tidak membayarkan bunga atau dividen dan pergerakannya berbeda dengan aset-aset tradisional lainnya.
Sementara itu, sejumlah pendukung aset kripto menyebutkan Bitcoin merupakan aset untuk melindungi nilai (hedging) dari penyalahgunaan sistemik dari mata uang konvensional.
BISNIS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.