Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan pihaknya baru akan memutuskan menaikkan suku bunga atau tidak pada hari ini. Keputusan ini menunggu hasil rapat Asset - Liability Committee yang direncanakan digelar sehari setelah keluarnya keputusan rapat dewan gubernur Bank Indonesia kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami akan rapat ALCO (Asset-Liability Committee) hari Jumat, jadi saya belum bisa mendahului keputusan rapat. Nanti kami akan pertimbangkan masalah kecukupan dana dan juga rencana peningkatan kredit, baru putuskan suku bunga mau naik lagi atau tidak,” ujar Jahja, Kamis, 27 September 2018.
Seperti diketahui Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia kemarin memutuskan menaikkan suku bunga kebijakan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen. Jahja Setiaatmadja mengatakan bahwa kenaikan suku bunga itu sudah sesuai ekspektasi yakni di kisaran 25 - 50 basis poin.
Jahja memperkirakan sampai dengan akhir tahun BI-7DRRR masih akan naik 25 - 50 basis poin lagi. Ia juga menilai langkah BI yang langsung menaikkan suku bunga kebijakan setelah The Fed mengerek tingkat bunga pada Rabu malam lalu adalah langkah yang cukup tanggap.
Di sisi lain, Jahja mengungkapkan bahwa langkah perseroan untuk merespons kebijakan bank sentral ini baru akan dirumuskan pada akhir pekan ini. Perseroan akan mempertimbangkan masalah kecukupan dana dan rencana peningkatan kredit.
Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mengaku tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga simpanan maupun bunga kredit sebagai respons terhadap keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga kebijakan. Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menyatakan bahwa perseroan sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi kenaikan suku bunga BI yang dipicu oleh suku bunga The Fed.
BRI, kata Haru, akan menyesuaikan suku bunga simpanan supaya tetap atraktif. "Kemudian kalau sudah berapa lama kami susul naikkan suku bunga kredit. Supaya kontinuitas bank juga terjaga, biasanya begitu, walaupun tidak serta merta BI naik, maka kita akan naik juga,” ujarnya.
Haru menjelaskan, sejauh ini perseroan sudah menaikkan suku bunga deposito dua kali dengan total penyesuaian mencapai 50 basis poin. Namun, penyesuaian tersebut belum diikuti dengan penyesuaian terhadap suku bunga kredit.
Dengan penyesuaian yang dilakukan, biaya dana atau cost of funds perseroan kini mencapai sekitar 2,4 persen, sedangkan biaya kredit atau cost of credit (CoC) mencapai sekitar 4 persen. Haru menegaskan bahwa perseroan masih relatif siap untuk menghadapi dampak dari kenaikan suku bunga kebijakan.
Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya mengatakan keputusan menaikkan suku bunga kebijakan konsisten dengan upaya untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke batas yang aman. Selain itu kebijakan tersebut untuk mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik sehingga dapat memperkuat ketahanan eksternal Indonesia di tengah ketidakpastian yang tinggi.
Ke depannya, BI akan memperkuat dengan pemerintah dan otoritas terkait. Menurut Perry, BI juga akan terus mengawasi perkembangan di defisit transaksi berjalan, nilai tukar dan stabilitas sistem keuangan serta inflasi untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan. Keputusan BI ini pula yang kini tengah dipersiapkan responsnya oleh sejumlah bank, tak terkecuali BCA dan BRI.
BISNIS