Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Hotspot Kebakaran Hutan Sepanjang Tahun Turun 33,17 Persen

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat pantauan titik api (hotspot) kebakaran hutan kembali menurun.

26 Desember 2017 | 06.22 WIB

Sejumlah petugas melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Peunaga Cut Ujong, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, 24 Oktober 2017. Petugas dibantu warga terus berupaya melakukan pemadaman untuk meminimalisir titik api meskipun terkendala minimnya alat dan fasilitas. ANTARA FOTO
Perbesar
Sejumlah petugas melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Peunaga Cut Ujong, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, 24 Oktober 2017. Petugas dibantu warga terus berupaya melakukan pemadaman untuk meminimalisir titik api meskipun terkendala minimnya alat dan fasilitas. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat pantauan titik api (hotspot) kebakaran hutan kembali menurun hingga nol berdasarkan satelit NOAA Ahad malam lalu, 24 Desember 2017. Berdasarkan satelit Terra Aqua (NASA) terpantau empat hotspot yang tersebar di Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Selama 1 Januari – 24 Desember 2017 berdasarkan satelit NOAA terdapat 2.579 titik, atau lebih sedikit ketimbang yang tercatat pada tahun sebelumnya sebanyak 3.859 titik. Sehingga terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 1.280 titik atau 33,17 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sedangkan total 2.429 titik ditunjukkan Satelit Terra/Aqua (NASA), menurun 36,94 persen. Persentase tersebut setara dengan 1.423 titik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni di 2016 sebanyak 3.852 titik.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Raffles B Panjaitan, menyampaikan penurunan hotspot karena upaya pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sejak dini. Hal ini didukung kapasitas sumber daya manusia dalam pengendalian karhutla. 

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Kubu Raya, Kalimantan Barat, KLHK bekerjasama dengan GIZ Forclime sebelumnya melaksanakan kegiatan Pelatihan Lanjutan Pengendalian Karhutla bagi Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Brigdalkarhutla) KPHP Kubu Raya. 

"Brigdalkarhut pada semua elemen, termasuk pada KPHP, harus memiliki keterampilan dan kemampuan yang cukup dalam melakukan upaya pengendalian karhutla secara optimal, terutama dalam upaya pencegahan dini," kata Raffles, seperti dikutip dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Senin, 25 Desember 2017.

Raffles menjelaskan upaya pencegahan dini melalui early warning system, early detection, dan early suppression, sangat diperlukan untuk menghindari kebakaran, agar tidak meluas dan menimbulkan kerugian sosial ekonomi yang besar. Secara keseluruhan, data luas karhutla di Provinsi Kalimantan Barat hingga Oktober 2017 turun 18,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

KLHK melalui Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Manggala Agni Daerah Operasional (Daops) Pontianak, siap melakukan sinergi yang baik dengan Brigdalkarhutla KPHP serta para pihak terkait lainnya dalam mengendalikan kebakaran hutan di Kalimantan Barat. Lokasi Kabupaten Kubu Raya dipilih karena mempunyai lahan gambut yang cukup luas, serta memiliki sarana objek vital seperti Bandara Udara Supadio.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus