Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Indonet Investasikan Rp 496 Miliar untuk Bangun Infrastruktur Fiber Optik

Indonet membangun infrastruktur jaringan fiber optik dengan investasi sebesar US$ 30 juta sejak 2024.

15 Mei 2025 | 16.51 WIB

Senior Executive Vice President Sales and Marketing Indonet, Yudie Haryanto, saat ditemui seusai diskusi di Amanaia, Jakarta Selatan, Rabu, 14 Mei 2025. Tempo/Annisa Febiola.
Perbesar
Senior Executive Vice President Sales and Marketing Indonet, Yudie Haryanto, saat ditemui seusai diskusi di Amanaia, Jakarta Selatan, Rabu, 14 Mei 2025. Tempo/Annisa Febiola.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Indointernet Tbk. atau Indonet tengah membangun infrastruktur fiber optik dengan nominal investasi sebesar US$ 30 juta atau sekitar Rp 496 miliar sejak 2024. Senior Executive Vice President Sales and Marketing Indonet, Yudie Haryanto, mengatakan penguatan investasi dalam infrastruktur fiber optik memungkinkan pengelolaan grafik data yang lebih besar dan kompleks sekaligus memperkuat koneksi antarpusat data.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Tahun ini, Indonet menargetkan pembangunan jaringan fiber optik sepanjang 30 hingga 40 kilometer di wilayah Jakarta dan sekitarnya. "Dari 2024 sampai proyek ini selesai, kurang lebih US$ 30 juta dolar kami sudah siapkan buat segmen yang pertama," kata Yudie di Restoran Amanaia, Jakarta Selatan, Rabu, 14 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menjelaskan, kebanyakan data center atau pusat data saat ini masih berada di wilayah Jabodetabek. Oleh karena itu, Indonet memanfaatkan peluang tersebut. Namun, dia juga melihat peluang pengembangan di daerah lainnya ke depan. "Hopefully kalau ini selesai, baru kami pikirkan untuk expand ke kota-kota lain. Kami melihat kota yang lain itu sebenarnya juga ada potensi data center besar, contohnya Surabaya," ujar dia.

Yudie menambahkan bahwa saat ini, segmentasi pelanggan Indonet mayoritas business to business (B2B). Pasalnya, fokus utamanya adalah bagaimana Indonet bisa mengkoneksikan antardata center. Selain itu, juga karena pembangunan data center tersebut melewati gedung perkantoran serta kawasan industri. 

Di sisi lain, Indonet juga melihat peluang dari segmen business to consumer (B2C) sebesar 20 persen. "Secara overall, 80 persen kami memang standing out-nya di B2B, 20 persennya yang kami melihat di B2C, ada opportunity ke sana, tapi selama memang melewati jalur," ujar dia.

Dia menuturkan, jaringan fiber optik yang dimiliki Indonet dapat terhubung ke beberapa lokasi pusat data menggunakan jalur bawah tanah. Selain meningkatkan skalabilitas jaringan, penggunaan jalur bawah tanah juga bertujuan untuk memastikan keamanan fisik dan ketahanan layanan. 

Menurut dia, Indonesia tengah berada di titik krusial dalam transformasi digital, yang didukung lebih dari 200 juta pengguna internet dan tingginya permintaan layanan berbasis data untuk kebutuhan bisnis digital. "Menyikapi hal ini, Indonet memperkuat infrastruktur jaringan melalui pembaruan fiber optik dan perangkat berkualitas tinggi untuk mendukung pertumbuhan pasar dan transformasi digital pelanggan di lokasi strategis wilayah Jakarta, Tangerang, Bekasi, hingga Bogor," kata dia.

Senior Executive Vice President Operation Indonet Agus Ariyanto menambahkan, lebih dari 10 kali lipat total fiber optik secara signifikan telah terpasang di Jakarta dan sekitarnya. Sejalan dengan itu, Indonet juga meningkatkan produk Cross Link melalui infrastruktur terbaru berbasis Dense Wavelength-Division Multiplexing (DWDM). "Teknologi ini memungkinkan kecepatan backbone hingga 800G per channel dan mendukung port pelanggan hingga 400G, menghadirkan konektivitas yang lebih skalabel, efisien, dan future-ready," kata Agus.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus