Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta- Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara Fajar Harry Sampurno, menuturkan alasan dipilihnya Nicke Widyawati sebagai Direktur Pertamina yang baru. Menurutnya, ada beberapa proses yang harus dilakukan sebelum ditetapkannya Nicke untuk memimpin Pertamina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Untuk menjadi Dirut BUMN itu ada satu hal yang harus memenuhi independent audit atau assessment dari assessor," tutur Fajar di Kantor Kementerian BUMN, Rabu, 29 Agustus 2018.
Menurutnya, sehebat apapun seorang kandidat, tidak menjadi dasar untuk dapat menjadi Direktur Pertamina. Ada angka-angka yang harus dipenuhi. "Baru setelah itu bicara soal track record dan evaluasi," tutur Fajar.
Proses pemilihannya pun, kata Fajar, bukan pengajuan diri. Dia menjelaskan, BUMN memiliki talent pool atau kumpulan nama-nama orang berprestasi, sehinggan pengajuan nama Nicke dipilih berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham.
Kemudian, nama-nama tersebut yang diberikan ke Presiden Joko Widodo untuk dipertimbangkan dan dipilih. "Pertimbangan memilih Dirut dari Bapak Presiden," ucap Fajar.
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati, membantah adanya unsur politik dalam penganggkatannya sebagai orang nomor satu di Pertamina. "Rasanya saya tidak berpolitik ya," ujar dia.
Nicke Widyawati mengatakan, diangkatnya dia sebagai Direktur Pertamina merupakan amanat dari negara. Dia membantah adanya perbincangan politik sebelum dirinya dipilih oleh Presiden Joko Widodo.