Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Jabar Kelola BRT Bandung Raya, Tambah Koridor Cibiru dan Tegalluar

Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengambilalih Pengelolaan BRT Bandung Raya. Ada dua koridor baru ke Bandung bagian timur.

16 Januari 2024 | 16.15 WIB

Kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Ahad, 31 Desember 2023. Jelang pergantian malam tahun baru 2024, sejumlah ruas di Kota Bandung mengalami kemacetan akibat warga yang akan merayakan tahun baru 2024. ANTARA/Raisan Al Farisi
material-symbols:fullscreenPerbesar
Kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Ahad, 31 Desember 2023. Jelang pergantian malam tahun baru 2024, sejumlah ruas di Kota Bandung mengalami kemacetan akibat warga yang akan merayakan tahun baru 2024. ANTARA/Raisan Al Farisi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengambil alih pengelolaan bus rapid transit (BRT) Bandung Raya dari Kementerian Perhubungan mulai tahun ini. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat Iendra Sofyan mengatakan, setelah mengambilalih, Pemprov akan menambah layanan BRT Bandung Raya ke dua koridor baru yaitu ke arah Bandung timur, Kebon Kelapa-Cibiru dan Stasiun Hall - Stasiun Kereta Cepat Tegalluar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“(Penambahan) di triwulan terakhir (2024), Cibiru-Kebonkelapa dan Tegalluar-St.Hall,” kata Iendra di Bandung, Selasa, 16 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iendra mengatakan, untuk dua koridor baru BRT Bandung Raya berpotensi menggunakan bus listrik.

“Sedang dihitung kebutuhannya. Untuk bus listrik lagi uji coba,” kata dia.

Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan, BRT menjadi salah satu program prioritas Jawa Barat tahun ini di sektor infrastruktur, selain pembenahan jalan dan LRT. Penambahan dua koridor ini akan menambah opsi transportasi umum bagi warga Bandung Raya. 

Sebelumnya pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan telah menyediakan opsi transportasi publik bagi warga Bandung dan sekitarnya dalam bentuk BRT Bandung Raya. Namun BRT Bandung Raya selama ini baru melayani dua koridor, yaitu Alun-alun – Padalarang – Stasiun Kereta Cepat Padalarang dan Bandung Electronik Centre (BEC) – Baleendah.

BRT Bandung Raya dilaksanakan dengan skema Buy The Service (BTS). Kemenhub mensubsidi selisih biaya operasi dan keuntungan kepada operator bus, agar publik bisa mengakses transportasi umum dengan harga lebih terjangkau. Menurut Iendra, setelah diambil Provinsi pada tahun ini, maka beban pembayaran subsidi ke operator akan beralih ke Pemerintah Provinsi.  

“Yang sekarang berjalan itu sifatnya BTS, Buy The Service, tinggal bayar operator saja,” kata Iendra. “Untuk menutupi biaya operator agar tiket lebih murah." 

Iendra mengatakan, dua koridor baru yang ditambah pada tahun ini juga akan menggunakan skema BTS. Namun ia tidak merinci berapa anggaran yang dipersiapkan untuk mengambil alih dan menambah dua koridor BRT Bandung Raya. 

"Nanti tergantung per kilometer berapa. Operator nanti tinggal kita tinggal pilih di E-Katalog. Itu all in. Jadi dia menyiapkan bus, menyiapkan supir, tinggal nanti sekian, bayar,” kata Iendra.

Dua koridor baru BRT Bandung Raya tersebut akan diuji coba dalam tiga bulan pertama 2024.

“Itu yang akan dilakukan percobaan dulu tiga bulan ke depan,” kata dia.

Menurut Iendra, BRT Bandung Raya sekaligus menjadi feeder kereta cepat di stasiun kereta cepat. 

“Tahun ini feeder kereta cepat sudah lengkap (di Padalarang dan Tegalluar),” kata dia.

AHMAD FIKRI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus