Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Jalur kereta di KM 155+8/9 antara Stasiun Cilame dan Stasiun Padalarang di Kabupaten Bandung Barat terhalang longsor pada Rabu, 27 Maret 2024, dini hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Ditemukan jam 03.40 WIB,” kata Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 2 Bandung, Ayep Hanafi, Rabu, 27 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ayep mengatakan longsor ditemukan sebelum kereta melintas. “KA Harina masih jauh baru berangkat di Cikampek. KA Lokal masih menunggu waktu keberangkatan,” kata dia.
Menurut dia, perbaikan untuk membersihkan jalur kereta dari longsor langsung dilakukan. Kereta yang sedianya melintasi lokasi longsor diminta berhenti menunggu proses pembersihan jalur.
Ada dua kereta yang kemudian perjalanan tertahan menunggu proses pembersihan area longsor. Yakni KA Harina relasi Semarang Tawang Bank Jateng-Bandung yang menunggu di Stasiun Plered, serta KA 386 Lokal Commuter Line relasi Purwakarta-Garut yang menunggu di Stasiun Sukatani.
Ayep mengatakan rel sudah dibersihkan dari longsor di Rabu pagi. Pagi ini juga jalur yang sempat terhalang longsor sudah bisa dilewati dengan kecepatan normal.
“Jam 06.5 WIB penanganan selesai. Petak lokasi bisa dilewati. KA pertama KA Harina pukul 06.37 melewati lokasi dengan puncak kecepatan 5 kilometer/jam. Setelah KA Harina lewat, KM perbaikan, dan dinyatakan bisa dialui dengan kecepatan normal,” kata dia.
Menurut dia longsor diperkirakan terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi. “Dari Jam 12 malam sudah hujan lebat,” kata dia.
Ia mengatakan lokasi yang longsor tersebut merupakan salah satu lokasi dalam pemantauan khusus karena rawan. Lokasi longsor tersebut misalnya berada di daerah pantauan khusus di antara KM155 sampai dengan KM 157 petak Jalan Padalarang-Cilame.
“Kita ada 88 titik pemantauan khusus. Terdiri dari 19 lokasi tanah labil, 45 rawan longsor, 9 rawan banjir dan 11 bangunan hikmat (jembatan) rawan,” kata dia.
Selanjutnya: Antisipasi bencana alam menjelang masa Angkutan Lebaran
Antisipasi kejadian bencana alam di lokasi pantauan khusus tersebut dinaikkan intensitasnya menjelang masa Angkutan Lebaran 2024.
Sebelumnya, Executive Vice President PT KAI Daerah Operasi 2 Bandung, Takdir Santoso mengatakan, ada 11 titik daerah pemantauan khusus yang terdiri dari 45 titik longsor, 11 titik banjir, 19 titik amblesan/tanah labil, dan 13 titik bangunan hikmat (jembatan) rawan.
"Mengingat masa Angkutan Lebaran Tahun 2024 akan ada perjalanan 164 KA dengan rincian KA Antar Kota sebanyak 44 KA, KA Perkotaan sebanyak 6 KA, KA Tambahan Lebaran sebanyak 14 KA, KA Feeder KCJB sebanyak 44 dan KA Perkotaan KAI Commuter sebanyak 56 KA, kami melakukan upaya-upaya pencegahan potensi gangguan perjalanan KA," kata Takdir Santoso , dikutip dari keterangannya, Sabtu, 16 Maret 2024.
Sejumlah upaya dilakukan PT KAI Daerah Operasi 2 Bandung untuk melakukan pencegahan bencana alam di titik-titik daerah pemantauan khusus tersebut. Di antaranya mencegah bencana banjir dengan melakukan normalisasi saluran jalan kereta api dari tumpukan sampah, sedimen, perkuatan tubuh jalan kereta dengan pancangan dari rel dan bronjong; penanaman 5 ribu pohon akar wangi untuk mencegah longsor.
Selain itu penempatan AMUS (alat material untuk siaga) di 14 titik yakni di Stasiun Cibungur, Purwakarta, Cibeber, Rendeh, Padalarang, Cimahi, Bandung, Kiaracondong, Cicalengka, Cibatu, Ciawi, Tasikmalaya dan Banjar. Material AMUS tersebut merupakan alat bantu darurat untuk menangani banjir dan amblesan yang terdiri dari batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi, alat penambat rel dan alat siaga lainnya.
Pilihan Editor: PT KAI Daop 4 Semarang Siapkan 421.020 Kursi saat Mudik Lebaran, 41 Persen Telah Terisi